Basarnas Buka Kemungkinan Perpanjang Operasi Pencarian Korban Gempa Cianjur Setelah Masuki Hari ke-7

CIANJUR - Tim SAR gabungan membuka kemungkinan memperpanjang operasi pencarian korban gempa Cianjur yang masih dinyatakan hilang setelah memasuki hari ketujuh pencarian.

Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Henri Alfiandi mengatakan ada kemungkinan masa pencarian korban gempa akibat tertimbun material longsor diperpanjang seperti masa evakuasi korban erupsi Gunung Semeru Desember 2021.

"Basarnas punya hitungan waktu. Yang pertama tujuh hari pertama. Lalu apakah ini diperpanjang atau tidak, biasanya diperpanjang. Kalau melihat sampai hari Jumat ini lalu masih tersisa, ini akan terus kita cari. Seperti pengalaman kita di Semeru, bahkan sampai hampir satu bulan masih mencari," kata Henri saat ditemui di Batalion Infanteri Raider 300 Brajawijaya, Cianjur, Jawa Barat, Jumat, 25 November.

Berdasarkan catatannya pagi ini, masih ada 39 orang yang belum ditemukan. Henri menyebut, tim pencaria yang diterjunkan sebanyak 217 orang. Tim akan mencari korban di tiga lokasi.

"Hari ini terfokus di kawasan tanah longsor, yaitu di Desa Cicadas, pinggir jalan Rumah Makan Shinta, dan di Desa Cijedil," ungkap dia.

Menurut laporan yang diterima Basarnas, tiga lokasi ini menjadi titik paling banyak korban tertimbun. Salah satunya adalah kendaraan angkutan umum yang terhempas hingga masuk ke sungai di pinggir jalan akibat tanah longsor.

Pada pencarian sejak pukul 05.00 WIB sampai siang ini, tim telah menemukan 7 korban yang tertimbun tanah longsor.

"Kita akan terus kita cari mereka, tiada henti bekerja sejak kejadian. Hingga saat ini pergantian personel untuk pencarian kita atur sedemikian rupa sehingga mentalitas dan fisiknya tetap terjaga," ungkap Henri.

Namun, Henri belum bisa memastikan siapa saja identitas korban yang sudah ditemukan pada hari ini. Jenazah tersebut kini telah dimasukkan dalam kantong jenazah dan dikirimkan ke tim forensik untuk diidentifikasi.

"Kita belum mengetahui apakah yang dtemukan ini orang pelintas atau dia seorang pelanggan dari rumah makan. Kami tidak bisa pastikan ini siapa-siapa karena itu tugas dari pihak forensik dan BNPB," urainya.