Soal Kekalahan Gregoria di Final Australian Open, Pelatih: Fisik Terkuras Habis
JAKARTA - Pelatih tunggal putri Indonesia Herli Djaenudin mengatakan kondisi Gregoria Mariska Tunjung sudah sangat kelelahan sampai fisiknya terkuras habis saat menghadapi wakil Korea Selatan An Se Young pada final Australian Open 2022 di Quay Centre, Sydney, Minggu.
Dalam perjalananya ke final, Gregoria harus menjalani pertandingan tiga gim ketika berhadapan dengan wakil Jepang Saena Kawakami pada perempat final dan Han Yue asal China dalam semifinal. Herli menyebut anak asuhnya bahkan sampai muntah setelah pertandingannya melawan Han, Sabtu kemarin.
"Hari ini Gregoria memang (energinya) sudah habis. Rasa capeknya belum pulih. Tidak bisa mengikuti kecepatan lawan. Di gim pertama masih bisa (mengimbangi), tapi gim kedua sudah habis. Maka dia banyak melakukan kesalahan sendiri," ujar Herli dikutip dari Antara, Minggu.
Gregoria, yang untuk pertama kalinya menembus final BWF World Tour, takluk dua gim langsung 17-21, 9-21 kepada An Se Young dalam laga berdurasi 36 menit sehingga dia pun harus puas dengan hanya sebagai runner-up turnamen level Super 300 itu.
Meski begitu, menurut Herli, capaian Gregoria bisa sampai ke final di Australia merupakan hasil yang maksimal di saat kondisinya masih belum pulih 100 persen setelah mengikuti tiga turnamen Eropa.
"Gregoria belum pulih benar dari jetlag dari tur Eropa. Kondisinya memang sudah habis. Gerakan kakinya lambat bisa mengejar shuttlecock. Tetap harus tetap bersyukur dengan hasil ini," tutur Herli.
Gregoria juga mengatakan sudah sangat kelelahan pada dua pertandingan sebelumnya. Meski kalah namun dia tetap senang dengan pencapaian dia di Australia.
Baca juga:
- Setelah Desmond Bane Cedera Jempol Kaki, Memphis Grizzlies Harus Ditinggalkan Ja Morrant
- Takluk Dua Gim Langsung dari Tunggal Putri Unggulan Kedua Dunia, Gregoria Mariska Runner-up Australia Open 2022
- Jadi Presiden FIDE Asia, Utut Adianto Berambisi Perbanyak Turnamen Catur di ASEAN
- Banyak yang Menantikan Sentuhan Ajaib Eden Hazard, Bek Sayap Belgia Minta Penggemar Tak Terlalu Banyak Berharap
Pebulu tangkis peringkat ke-19 dunia itu menuturkan bahwa kondisi fisiknya yang terkuras membuat dia tidak bisa keluar dari tekanan lawan pada gim kedua. Sementara itu, performa An Se Young justru jauh lebih prima dibanding gim pertama.
"Dua pertandingan sebelumnya, saya akui benar-benar sangat melelahkan dan di final saya tidak bisa keluar dari tekanan," ujar dia.
"Itu karena pengembalian dan kualitas lawan sangat bagus. Saat ada kesempatan mengambil poin, saya malah tidak sabar dan malah mati sendiri," katanya menambahkan.