Kesan Menteri Teten Usai Jajal Sepeda Bambu GORo: Bahan Dasarnya Tak Pernah Terpikir
JAKARTA - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengajak membiasakan bersepeda dalam aktivitas sehari-hari supaya lebih sedikit dalam mengkonsumsi bahan bakar fosil.
Hal tersebut disampaikan Teten kala meluncurkan Sepeda Bambu GORo di kawasan Nusa Dua, Bali, yang merupakan karya kolaborasi dari Spedagi dari Temanggung, pabrik sepeda nasional United di Citeureup Jawa Barat, dan Yayasan Bambu Lestari.
“Sepeda ini desainnya sangat keren, diciptakan oleh seorang desainer kelas dunia dari desa di Temanggung, Pak Singgih yang sudah memenangkan penghargaan kelas dunia untuk produk bambunya,” kata Teten dalam keterangan resmi, Jakarta, Jumat 18 November.
Peluncuran sepeda berbahan baku frame bambu tersebut sebagai wujud penerapan konsep green mobility setelah keberlangsungan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali.
Ke depan, Menkop akan mendorong produksi dan kualitas sepeda itu lebih meningkat di dalam negeri agar dapat diekspor masuk ke pasar global. Bersama Menteri Perhubungan, lanjut dia, mereka akan mendukung sepeda bambu sebagai bagian dari dimulainya green mobility.
Dalam kesempatan tersebut, Menkop bersepeda bersama Menhub Budi Karya Sumadi dengan menggunakan Sepeda Bambu GORo Nusantara di kawasan Nusa Dua, Bali. Budi menyampaikan bahwa sepeda GORo enak dan nyaman dipakai.
“Mencoba sepeda ini enak sekali dan membanggakan, ini produk dengan menggunakan bambu sebagai bahan dasarnya mungkin tidak terpikirkan oleh kita sebelumnya. Bahan dasarnya dari bambu yang dibuat oleh Pak Singgih, seorang kreator dari Temanggung bekerja sama dengan United,” ungkap dia dilansir Antara.
Disainer dan kurator sepeda bambu Singgih Kartono mengatakan sepeda bambu GORo Nusantara diwujudkan secara gotong royong (supply chains collaboration) antara desa dan kota dengan melibatkan Usaha Mikro Kecil Menengah, industri sepeda nasional, engineer, perajin, para ahli dan akademisi, aktivis, serta mama petani bambu.
“Sepeda Bambu GORo Nusantara ini sebenarnya sebuah perwujudan nilai-nilai Pancasila dalam sebuah produk. Pagi ini, kita membuat sejarah dengan membuat produk yang memiliki semangat Gotong Royong atau Goro dan gotong royong ini menjadi sesuatu yang sangat penting untuk kehidupan sekarang,” ujar Singgih.
Baca juga:
- Pj Gubernur DKI Ingin Jalur Sepeda Dibangun di Kompleks Perumahan Hingga Perkantoran
- Wijaya Karya Tawarkan Kerja Sama Energi Hijau kepada Beberapa Negara Afrika
- Review Film Sri Asih, Menegaskan Kekuatan Perempuan Tak Bisa Disepelekan
- Pemprov DKI Setop Pembangunan Jalur Sepeda, LBH: Ingkari Tujuan Pembangunan Kota Berkelanjutan
Sepeda Bambu GORo Nusantara memiliki roda belakang lebih besar yang menjadi simbol negara maju sebagai pendorong kekuatan. Adapun roda depan lebih kecil sebagai simbol negara berkembang untuk diberi kesempatan menentukan arah.
Sepeda Bambu GORo Nusantara ini terbuat dari bambu sebagai ikon dari material ramah lingkungan sehingga dinilai menjadi ikon green mobility yang sempurna. Sebab, sepeda merupakan alat transportasi yang praktis dan murah, sementara material bambu adalah material banyak tersedia dan memiliki tradisi yang besar di tanah air.
Melalui KTT G20 yang baru saja rampung, diharapkan ada momentum yang dapat diciptakan untuk mulai membiasakan tradisi bersepeda di Indonesia serta mempopulerkan sepeda dengan sepeda bambu yang dirancang dan diproduksi sendiri.
Pemilik dan Direktur United Henry Mulyadi mengatakan pihaknya mendukung Spedagi untuk membuat sepeda bambu, sementara Yayasan Bambu Lestari sebagai penyedia bahan baku.
“Kita akan produksi dengan kuantitas yang lebih besar melalui kolaborasi ini. Karena, selama ini yang diproduksi Spedagi baru 15-20 unit, rencananya kita akan buat 500 unit per bulan,” ucap Henry.
Mengenai harga, pihaknya berupaya mematok di bawah Rp5 juta supaya lebih ekonomis, sehingga lebih terjangkau oleh masyarakat umum.
Pembuatan sepeda bambu ini dilakukan dengan Yayasan Bambu Lestari yang menyediakan bahan baku, kemudian bambu diproses oleh Spedagi untuk frame, dan United membantu pembuatan frame dengan merakit spare part. Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) produksi sepeda bambu tersebut mencapai 80 persen.