Wijaya Karya Tawarkan Kerja Sama Energi Hijau kepada Beberapa Negara Afrika
JAKARTA - PT Wijaya Karya (WIKA) Persero menawarkan proyek kerja sama energi hijau kepada perwakilan pemerintah beberapa negara Afrika, dalam forum yang diselenggarakan setelah KTT G20.
Menurut Direktur Utama PT WIKA Agung Budi Waskito, Indonesia dan Afrika sama-sama memiliki potensi produk energi hijau untuk bisa dikerjasamakan.
Salah satu produk yang ditawarkan WIKA adalah sepeda motor listrik dengan nol emisi, GESITS.
“Pelanggan dapat menghemat biaya sebanyak 66 persen dibandingkan dengan sepeda motor berbahan bakar. GESITS sangat fleksibel dan dapat menopang beban hingga 200 kilogram,” kata Agung dalam Special Ministerial-CEOs Meeting: Emerging Economies Cooperation di Nusa Dua, Bali, dikutip dari Antara, Jumat 18 November.
Dia menyebut bahwa GESITS juga cocok untuk dijadikan moda transportasi umum, dan dapat dirakit secara lokal berdasarkan permintaan di suatu negara.
WIKA telah berhasil memasarkan sepeda motor GESITS ke negara-negara di Asia, Oseania, dan tentunya Afrika.
“Hingga 2022, kami telah mengirimkan 295 unit sepeda motor ke seluruh dunia. Dalam rangka acara G20 di Bali kami juga mengirimkan lebih dari 100 unit sepeda motor sebagai wujud komitmen WIKA dalam mendukung penggunaan green energy,” tutur Agung.
Selain motor listrik, WIKA telah menjual 30.300 unit pemanas air bertenaga surya tidak hanya di Indonesia, tetapi juga negara lain. Produk ini menguasai 42,3 persen pangsa pasar pemanas air bertenaga surya di Indonesia.
WIKA juga berhasil memasarkan 32.000 unit lampu bertenaga surya untuk di luar ruangan (solar outdoor lighting), beberapa di antaranya telah terpasang untuk mendukung World Superbike dan MotoGP Event di Mandalika.
Kemudian, WIKA telah memasang pembangkit listrik tenaga surya fotovoltaik 20 MWp dengan harga 6,5 dolar AS/MWp untuk pemasangan dan menjual 200.000 unit mini solar system home, serta 1.000 unit/tahun handy battery storage system.
“Produk-produk tersebut merupakan karya WINNER (WIKA Industri Energi) yang merupakan bagian dari WIKA Group,” ujar Agung.
WIKA memandang penting kerja sama dengan mitra internasional sejalan dengan misinya untuk aktif mengembangkan pasar luar negeri dengan portofolio bisnis yang tersebar di Asia, Pasifik, Timur Tengah, dan Afrika.
Baca juga:
“Kami sangat memahami bahwa misi pengembangan bisnis ke depan akan meningkat secara signifikan ketika kami mendapat dukungan dari mitra strategis yang memiliki visi yang sama dan dapat menjalin kolaborasi yang produktif di masa mendatang,” kata Agung.
Sejumlah proyek luar negeri yang telah digarap oleh WIKA antara lain renovasi Istana Kepresidenan Niger dan kompleks Olahraga di Kepulauan Solomon yang akan ada instalasi panel surya di atap gedung.
Selanjutnya, BUMN karya tersebut membangun Bandara Internasional Oecusse di Timor Leste, Paviliun Indonesia di World Expo di The Arab Emirate Union, East West Motorway, dan sebanyak 4.950 unit rumah sosial di Aljazair.
Pertemuan Special Ministerial-CEOs Meeting: Emerging Economies Cooperation diselenggarakan sebagai bagian dari komitmen Indonesia untuk turut merangkul dan memajukan kepentingan negara berkembang selama menjadi presiden G20.
Dalam pertemuan tersebut, hadir perwakilan dari Republik Demokratik Kongo, Senegal, Rwanda, serta Badan Pembangunan Uni Afrika.