IHSG Kamis Berpotensi Menguat, Ini Faktor Pendorongnya

JAKARTA - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi mampu berbalik menguat pada perdagangan hari ini Kamis 17 November, setelah kemarin ditutup melemah 0,30 persen ke level 7.014,38.

Kemarin, investor asing mencatatkan jual bersih atau net sell Rp1,33 triliun di seluruh pasar dengan net sell terbesar saham BBCA, TLKM, BBRI, dan BMRI.

Research Analyst Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper Jordan melihat pelemahan IHSG kemarin didorong oleh aksi profit taking memanfaatkan penguatan yang terjadi pada perdagangan hari sebelumnya.

Secara teknikal, candlestick membentuk hanging man dengan stochastic mendekati area oversold. Grafik teknikal ini mengindikasikan potensi penguatan IHSG.

Adapun Dennies memperkirakan IHSG hari ini akan bergerak di area support 6.964-6.914. Sedangkan area resistance ditaksir berada di 7.055-7.096.

"Pergerakan pasar akan didorong optimisme dari inflasi Amerika Serikat yang melandai. Dari dalam negeri, akan didorong pembagian dividen beberapa emiten," ujar Dennies dalam risetnya.

Sementara itu, Research & Consulting Manager Infovesta Utama Nicodimus Kristiantoro menyoroti, pelemahan IHSG hari ini dipengaruhi oleh sentimen meningkatnya risiko pasar terhadap beberapa isu.

Di ranah global, sentimen datang dari kembali memanasnya konflik geopolitik pasca rudal yang menghantam Polandia. Dari dalam negeri, pelaku pasar menantikan hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) terkait suku bunga.

Nico memperkirakan arah pasar besok akan tergantung pada hasil RDG BI. Dia memproyeksikan, akan ada kenaikan suku bunga sebesar 25 basis points (bps) atau lebih kecil ketimbang kenaikan bulan sebelumnya.

"Pasar menunggu bagaimana pernyataan terbaru dari Gubernur BI. Jika hasil sesuai konsensus dan cenderung dovish maka akan menjadi katalis positif untuk pasar," ujar Nico.