RekaPitch Kedaireka Gelar Demo Day untuk Mengentaskan Polusi Plastik Laut dari Hulu ke Hilir
JAKARTA - RekaPitch Kedaireka dan National Plastics Action Partnership (NPAP), melalui Plastics Innovation Hub Indonesia menempa generasi pengusaha Indonesia berikutnya untuk dapat mengatasi krisis sampah plastik di kawasan Indo-Pasifik melalui pelatihan Demo Day. Acara tersebut diikuti delapan tim dengan performa terbaikyang telah dipilih untuk melakukan presentasi solusi bisnis berkelanjutan.
Demo Day terlaksana pada 4 November berkat dukungan Badan sains nasional Australia, CSIRO, dan Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.
Mengangkat topik Beating Plastic Pollution from Source to Sea, sebagai bagian dari KTT G20 Bali tahun ini, kedelapan tim tersebut bersaing untuk meraih kesempatan melaju ke tahap berikutnya yang akan memungkinkan mereka untuk dapat meningkatkan skala bisnis mereka.
Dengan mengangkat berbagai ide bisnis dari produk pertanian bebas plastik hingga menyediakan solusi teknologi yang meningkatkan mata pencaharian pemulung, delapan tim tersebut merupakan bagian dari upaya untuk mencapai tujuan pemerintah Indonesia dalam mengurangi sampah plastik di laut hingga 70 persen pada tahun 2025.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI, Prof. Nizam, mengatakan Demo Day yang mengangkat topik Beating Plastic Pollution from Source to Sea diharapkan dapat mengakselerasi perwujudan ekosistem inovasi di Indonesia, utamanya dalam hal mengentaskan masalah-masalah sampah plastik di Indonesia dari hulu ke hilir.
“Program Demo Day ini selaras dengan tema prioritas yang diangkat oleh RekaPitch Kedaireka, yaitu mengenai Green Economy. Semoga luaran dari program ini dapat mempercepat dan meningkatkan ekosistem inovasi di tanah air dalam memecahkan berbagai permasalahan sampah plastik laut bangsa dan dunia, guna mencapai target nasional untuk mengurangi sampah plastik laut sebesar 70% pada tahun 2025.
“Peran startup (perusahaan rintisan) dalam memajukan inovasi dan pertumbuhan ekonomi hijau di Indonesia menjadi kian penting. Para perusahaan rintisan ini memiliki semangat untuk terus berkembang sehingga kedepannya juga dapat mendorong peran perguruan tinggi untuk dapat menghadirkan nilai ekonomi baru serta mewujudkan ekosistem riset dan kolaborasi inovasi yang berkelanjutan sebagai solusi atas berbagai permasalahan masyarakat global di masa depan.” kata Nizam.
Misi dari Demo Day ini adalah untuk memperkuat komitmen kolektif di antara para aktor nasional maupun internasional, memperkuat strategi kerja sama serta untuk memacu investasi dan pertumbuhan ekonomi plastik sirkular. Dengan tujuan khusus yang meliputi:
Menyediakan ruang diskusi dan kolaborasi lintas pemerintah, sektor swasta, LSM, komunitas, dan masyarakat luas untuk mengambil tindakan mengurangi plastik laut hingga 70% pada tahun 2025.
Baca juga:
- Anggaran Pengelolaan Sampah di Daerah Masih Terbatas
- Pengurangan Sampah Plastik di Laut Baru Capai 28,5 Persen
- Fan Sepak Bola Israel dan Palestina Bisa Berbagi Penerbangan ke Piala Dunia Qatar, Menlu AS: Perkembangan Bersejarah
- Tak Hanya Ngangenin, Sandiaga Sebut Terpilihnya Yogyakarta Tuan Rumah ATF 2023 karena Kesiapan Infrastruktur
Menemukan solusi/inovasi terbaik dari tim yang sudah melaksanakan rangkaian seleksi pada Plastic Innovation Hub bersama dengan CSIRO dan Kemendikbud Ristek melalui RekaPitch Kedaireka.
Memobilisasi lebih banyak komitmen dan investasi dari anggota NPAP dan mitra terkait untuk mengurangi plastik laut hingga 70% pada tahun 2025.
Menampilkan teknologi, platform, dan metode inovatif untuk mengurangi plastik dari seluruh sektor.
Membagikan pembaruan tentang kemajuan Indonesia untuk memenuhi pengurangan plastik laut sebesar 70% pada tahun 2025.
CSIRO Counsellor & ASEAN Director, Amelia Fyfield mengatakan Demo Day adalah bagian dari pendekatan holistik yang jauh lebih besar untuk mengatasi sampah plastik di kawasan ini, yang menggunakan kekuatan sains dan inovasi dalam hubungannya dengan perubahan ekonomi, sosial, dan lingkungan.
“Ilmu pengetahuan dapat mengubah tantangan lingkungan ini menjadi peluang ekonomi dengan meradikalisasi seluruh siklus hidup plastik dan dengan kolaborasi lintas sektor untuk menciptakan perubahan yang sistemik dan inklusif” kata Penasihat Fyfield.
“Inovasi sama pentingnya dengan ketelitian ilmiah dalam memecahkan masalah global ini, jadi sangat menarik untuk bekerja bersama mitra-mitra kami untuk melatih generasi penerus pembuat perubahan paling menjanjikan di Indonesia,” kata Counselor Fyfield.