Indonesia-China Teken Kerja Sama Ekspor 1 Juta Ton Sawit dan Produk Turunannya
JAKARTA - Pelaku usaha Indonesia meneken kerja sama perdagangan dengan China untuk mengekspor sebanyak 1 juta ton sawit dan turunannya. Realisasi kontrak tersebut berlaku pada 2023.
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengungkapkan penandatanganan kerja sama ini merupakan tindak lanjut pertemuan bilateral antara kedua negara pada akhir Juli lalu, atas komitmen China membeli 1 juta produk CPO dan produk pertanian dan perikanan RI.
"Selamat atas penandatanganan MoU antar asosiasi Indonesia dan RRT. Saya berharap penandatanganan ini dapat diwujudkan dalam bentuk nyata untuk meningkatkan ekspor produk CPO dan turunannya ke RRT," tuturnya di Gedung Kementerian Perindustrian, Jumat, 11 November.
Dalam kesempatan tersebut, Zulhas sapaan akrab Zulkifli Hasan juga meminta bantuan Kemendag China dalam upaya penanganan ekspor produk Indonesia ke China.
"Dan kemudahan bantuan untuk masuk ke pasar RRT. Kami juga berharap dukungan dan peran serta pemerintah China dalam meningkatkan kerja sama perdagangan yang seimbang saling menguntungkan dan berkesinambungan bagi kepentingan kedua negara," tuturnya.
Sementara itu, Ketua Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI), Gunawan Siregar mengatakan kontrak kerja sama ini juga sekaligus menindaklanjuti kunjungan Presiden Joko Widodo ke China pada Juli 2022. Dimana Indonesia berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan China terhadap minyak sawit dan produk turunannya sebanyak 1 juta ton.
"Ini kita lihat perkembangannya ke depannya bagaimana, harapannya ya meningkat," katanya.
Baca juga:
- Data Penerima Bansos Belum Jelas, Hidayat Nur Wahid Minta Pemerintah Batalkan Kenaikan Harga BBM
- Menteri METI Jepang Kunjungi Menko Airlangga, Bahas Kerja Sama Perdagangan hingga KTT G20
- Imbas BBM Naik, Pengusaha Warteg Bakal Naikkan Harga Makanan 20 Persen
- Meski Intervensi Nilai Tukar Rupiah, Bank Indonesia Pastikan Likuiditas Dolar AS Tetap Terjaga
Gunawan mengatakan, perusahaan sawit yang meneken kontrak dagang ini, hanya perusahaan yang tergabung dalam asosiasi yaitu; Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI), Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Asosiasi Industri Minyak Makan Indonesia (AIMMI), dan Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia (APOLI).
Adanya kontrak dagang ini, lanjut Gunawan, semakin mempererat hubungan bilateral perdagangan antara Indonesia-China. Selain itu, devisa ekspor sawit dan produk turunannya akan secara otomatis akan meningkat.
"Kita harapkan ekonomi di Indonesia makin lebih baik di bidang perkebunannya," ucap Gunawan.