OJK Ajak Korporasi Cari Sumber Pendanaan Tanpa Batas di Pasar Modal
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong para perusahaan atau korporasi agar dapat memanfaatkan pasar modal sebagai sumber pendanaan dan pengembangan usaha.
Terbaru, OJK bersama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) kembali menggelar Sosialisasi dan Edukasi Pasar Modal Terpadu (SEPMT). Acara ini berlangsung di Batam, Kepulauan Riau.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi mengatakan, perkembangan industri perbankan yang semakin ketat likuiditasnya dengan adanya kenaikan suku bunga yang terus meningkat.
“Oleh karenanya, kehadiran pasar modal diharapkan mampu menjadi solusi alternatif yang cukup menarik bagi perusahaan untuk memperkuat struktur permodalan,” ujar dia dalam keterangan pers hari ini, Rabu, 9 November.
Inarno juga menjelaskan manfaat yang dapat diperoleh jika perusahaan akan melakukan Penawaran Umum di pasar modal.
“Akan ada banyak manfaat yang didapatkan apabila perusahaan melakukan penawaran umum di pasar modal yaitu mendapatkan pendanaan tanpa batas, meningkatkan kinerja, nilai perusahaan, citra perusahaan, profesionalisme yang pada akhirnya dapat meningkatkan loyalitas dari karyawan, serta mendapatkan insentif pajak berupa penurunan tarif PPh Badan,” tuturnya.
Inarno mengungkapkan pula, stabilitas kinerja pasar modal Indonesia sepanjang 2022 masih mencatatkan pertumbuhan yang positif dan cukup menggembirakan.
Kata dia, pada kuartal III pertumbuhan IHSG maupun nilai kapitalisasi pasar telah menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah. Posisi IHSG berada di level 7.318,016 per 13 September 2022 dengan nilai kapitalisasi pasar menyentuh Rp9.560 triliun pada 15 September 2022.
Baca juga:
Mantan bos bursa efek itu memberi gambaran hingga 3 November 2022, IHSG sudah kembali menguat dan berada pada posisi 7.034,57 atau naik sebesar 6,88 persen (ytd). Sementara itu, nilai kapitalisasi pasar juga telah meningkat 13,12 persen menjadi Rp9.399 triliun.
Adapun, sepanjang tahun ini otoritas telah mengeluarkan surat pernyataan efektif atas pernyataan pendaftaran dalam rangka penawaran umum untuk 191 emisi yang terdiri dari 52 penawaran umum perdana saham, 24 penawaran umum terbatas, 18 penawaran umum efek bersifat utang dan/atau sukuk. Serta 97 penawaran umum berkelanjutan efek bersifat utang dan/atau sukuk di tahap I dan tahap II.
“Total keseluruhan nilai hasil penawaran umum sebesar Rp228,52 triliun,” tegasnya.
Dia menambahkan, dari 191 kegiatan emisi tersebut, 58 diantaranya adalah emiten baru (50 emiten saham dan 8 emiten obligasi/sukuk).
Selain kegiatan sosialisasi pasar modal sebagai alternatif sumber pendanaan perusahaan, dalam rangkaian SEPMT Batam ini juga menggelar berbagai kegiatan seperti media gathering, CSR, sosialisasi kepada komunitas lokal di wilayah Batam, Kepulauan Riau, serta pertemuan dengan calon emiten potensial.