Hasil Survei Indekstat, Hanya PDIP Alami Kenaikan Elektabilitas Sejak Pemilu 2019, Partai Lain Menurun

JAKARTA - Lembaga Survei Indekstat Indonesia merilis jajak pendapat mengenai calon presiden-calon wakil presiden dan partai politik Pemilu 2024. Hasilnya, PDIP menempati elektabilitas tertinggi. PDIP juga mengalami kenaikan elektabilitas sejak Pemilu 2019 sampai saat ini.

Deputy Executive Director Indekstat Rikola Fedri memaparkan, PDIP memperoleh dukungan 23 persen. Elektabilitasnya meningkat dari 19 persen pada Pemilu 2019 lalu.

"Peta konstelasi elektoral hari ini menunjukkan bahwa jika pemilihan umum diadakan sekarang, PDIP akan mendapatkan suara terbanyak, 23,2 persen. Angka ini naik dari perolehan Pemilu 2019," kata Rikola dalam pemaparan survei di kawasan Jakarta Pusat, Minggu, 6 November.

Rikola memaparkan, partai selain PDIP mengalami penurunan elektabilitas, mulai dari selisih secara tipis hingga cukup besar.

Setelah PDIP, elektabilitas tertinggi selanjutnya adalah Gerindra sebesar 12,5 persen, sedikit menurun dari Pemilu 2019 sebesar 12,6 persen. Kemudian, Golkar dengan elektabilitas 9,9 yang menurun dari 12,3 persen, PKB dengan elektabilitas 9 persen yang menurun dari 9,7 persen.

Selanjutnya, elektabilitas Partai Demokrat dengan perolehan 7,5 persen yang menurun dari 7,8 persen, PKS sebesar 7,1 persen yang menurun dari 8,2 persen, NasDem sebesar 3,2 prsen yang menurun dari 9 persen, PPP sebesar 3 persen yang menurun dari 4,5 persen, dan beberapa partai lain dengan perolehan di bawah 2 persen.

"Sedangkan untuk partai yang pada 2019 lalu tidak lolos ke parlemen, cenderung hari ini masih memiliki trend electoral di bawah 2,0 persen," ungkap Rikola.

Dalam kesempatan itu, Rikola menuturkan pemilih yang sudah mantap terhadap pilihannya sebesar 69,8 persen, Angka ini terbilang cukup tinggi pada situasi satu tahun sebelum pemilu.

"Jika tidak perubahan strategi kampanye yang terstruktur dan masif dari setiap masing–masing partai, maka besar kemungkinan 1 tahun kedepan atau Oktober 2023 tidak akan ada perubahan signifikan terhadap elektabilitas masing–masing partai," urainya.

Survei ini diselenggarakan pada 10-19 Oktober 2022. Sebanyak 1.200 responden dipilih secara acak dengan menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error ± 2,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Wawancara dilakukan secara tatap muka langsung dengan pewawancara yang telah dilatih.