Faisal Basri: Kacau, Pandemi COVID-19 Bikin 115 Juta Orang Jatuh ke Jurang Kemiskinan
JAKARTA - Ekonom Senior INDEF, Faisal Basri mengatakan, pandemi COVID-19 yang telah terjadi sejak awal tahun telah membuat dunia kacau. Pandemi juga membuat aktivitas masyarakat terbatas, dunia usaha tertekan, bahkan juga meningkatkan angka kemiskinan.
Berdasarkan data World Bank atau Bank Dunia, kata Faisal, angka kemiskinan dunia meningkat. Bahkan, 115 juta orang tercatat masuk ke dalam jurang kemiskinan ekstrem.
"Pandemi COVID-19 juga telah mengakibatkan 88-115 juta orang jatuh ke extreme poverty atau kemiskinan ekstrem. Berat sekali kondisinya," katanya, dalam diskusi virtual, Selasa, 8 Desember.
Tak hanya meningkatkan angka kemiskinan, kata Faisal, pandemi COVID-19 yang sudah menyebar ke 218 negara dan teritori, serta membuat 68 juta orang terjangkit, 1,5 juta lebih orang meninggal dunia di seluruh dunia dan 19,3 juta orang masih positif, membuat sektor perdagangan melemah.
"Dunia kacau balau perdagangan dunia itu diperkirakan akan merosot 9,2 persen tahun ini," tuturnya.
Kata Faisal, volume perdagangan yang menurun ini diharapkan akan rebound pada tahun depan. Meski begitu, masih belum bisa mencapai kondisi atau level sebelum pandemi.
Sekadar informasi, di Indonesia sendiri angka kemiskinan juga diprediksi meningkat tajam. Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad membeberkan, tingkat kemiskinan Indonesia pada 2021 diperkirakan naik seiring dengan wabah pandemi COVID-19 yang masih berlangsung saat ini.
Menurut perhitungan INDEF, tingkat kemiskinan akan bertambah 10,5 persen di 2021. Masyarakat miskin diproyeksi bertambah sekitar 1 juta jiwa, sehingga total masyarakat miskin diperkirakan mencapai 28,37 juta jiwa.
Baca juga:
"Asumsinya, program Pemulihan Ekonomi Nasional tidak cukup kuat menahan laju penurunan konsumsi masyarakat miskin dan rentan miskin," jelas Tauhid dalam Webinar Proyeksi Ekonomi Indonesia 2021, Senin, 23 November.
Lebih lanjut, tingkat pengangguran juga akan semakin meningkat. Indef memprediksi, jumlah pengangguran akan bertambah 3,6 juta jiwa, menjadi 10,4 juta jiwa pada 2021 dengan persentase 7,8 persen dari 4,99 persen.
Rinciannya berasal dari 2,5 juta angkatan kerja baru yang tidak terserap optimal dan 1,1 juta angkatan kerja yang masih belum terserap akibat dampak COVID-19.