Bicara dengan Antony Blinken, Menlu Wang Yi Ingatkan AS Berhenti Desak China: Jangan Dibutakan Ideologi
JAKARTA - Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengingatkan Amerika Serikat untuk berhenti mendesak China dan menciptakan hambatan hubungan bilateral kedua negara, saat berbicara dengan koleganya dari Washington Antony Blinken.
Selama panggilan telepon, Menlu Blinken mengatakan AS telah memperhatikan Kongres Nasional ke-20 dan laporan kepada Kongres. Sedangkan Menlu Wang menegaskan komitmen untuk mengejar stabilitas dan hubungan yang konstruktif, tetapi akan membela kepentingan China dalam menghadapi provokasi AS.
Menlu Wang mengatakan, sinyal penting yang disampaikan oleh Kongres Nasional CPC (Partai Komunis China) ke-20 adalah, China akan tetap berpegang pada prinsip diplomatik untuk mendukung perdamaian dunia dan mendorong pembangunan bersama, berkomitmen pada kebijakan nasional fundamental untuk membuka dunia luar, menurut Kementerian Luar Negeri China.
Selanjutnya, mempromosikan kemajuan bagi umat manusia melalui modernisasi Tiongkok dan membawa peluang baru ke dunia melalui perkembangan baru Tiongkok, yang merupakan cara Tiongkok menyuntikkan stabilitas maksimum ke dunia yang kacau, sambung kementerian.
"Kebijakan diplomatik dan domestik China terbuka dan transparan. Dan AS tidak boleh dibutakan oleh ideologi," kata Menlu Wang, dilansir dari Global Times 1 November.
Menlu Wang juga memperingatkan, pembatasan baru AS pada ekspor dan investasi di China, sangat melanggar perjanjian perdagangan bebas, merusak kepentingan sah China dan harus diperbaiki.
Sementara itu, Menlu Blinken menyatakan kesediaan AS untuk menjaga komunikasi dan menjalin kerja sama dengan China.
Dalam panggilan itu, Menlu Blinken juga membahas perang Rusia melawan Ukraina dan ancaman yang ditimbulkannya terhadap keamanan global dan stabilitas ekonomi, kata Departemen Luar Negeri AS dalam sebuah pernyataan terpisah.
Amerika Serikat telah berulang kali menekankan perlunya mempertahankan jalur komunikasi terbuka antara kedua negara, tetapi juga baru-baru ini menyoroti implikasi jika Beijing mendukung invasi Rusia ke Ukraina.
Baca juga:
- Protes Terus Meluas, Otoritas Iran Adili 1.000 Orang Terkait Kerusuhan di Pengadilan Revolusi
- Polisi India Tangkap Sembilan Orang Terkait Robohnya Jembatan Morbi: Dibuka Tanpa Koordinasi, Soroti Jumlah Wisatawan
- Pengebom AS Merapat ke Pasifik, China: Meningkatkan Ketegangan, Memicu Perlombaan Senjata di Kawasan
- Perempuan AS Pemimpin Batalion Wanita ISIS Terancam Hukuman 20 Tahun Penjara
Juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price mengatakan pada jumpa pers, panggilan telepon yang berlangsung sekitar 70 menit itu produktif dan profesional.
"Setiap gagasan bahwa kebijakan kami ditujukan terhadap China atau negara lain di seluruh dunia adalah tidak benar. Memang benar, tentu saja, bahwa kami memiliki perbedaan pendapat yang mendalam dengan RRC (Republik Rakyat China) di sejumlah bidang," kata Price, mengutip Reuters.
Dia menambahkan, Washington tidak mendengar sesuatu yang baru dari Menlu Wang tentang pendekatan China terhadap perang Rusia.