Festival Seni Pertunjukan Gugus Bagong 2022 Dibuka, Bertajuk "Adaptasi" Menampilkan Program untuk Distribusi Pengetahuan
YOGYAKARTA – Festival Seni Pertunjukan Gugus Bagong 2022 digelar dengan mengusung tema Adaptasi, diselenggarakan oleh Padepokan Seni Bagong Kussudiardja (PSBK).
Tajuk yang diangkat, dipelajari dan diadopsi dari situasi seni pertunjukan selama pandemi, dua tahun ke belakang. Selama pandemi, seni pertunjukan mengalami tantangan terberat karena proses kerjanya yang melibatkan orang banyak dan mengundang kehadiran penonton secara langsung. Tema Adaptasi juga sebagai penanda 44 tahun PSBK beradaptasi dengan zaman dan menandai proses seluruh makhluk hidup yang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Festival yang dibuka pada Sabtu, 29 Oktober ini, diselenggarakan luring hingga sebulan mendatang pada program Rubik, Pranala, dan Mozaik. Program Pranala memamerkan koleksi arsip PSBK seputar maestro Bagong Kussudiardja, mulai ruang hidup hingga kiprahnya dalam berkarya.
“Pameran ini berbasis arsip yang materi utamanya adalah arsip-arsip PSBK. Tentunya bekerja dengan arsip memiliki beberapa tantangan. Pertama karena tidak semua dari kita bisa menikmati sejarah, sedangkan arsip adalah bahan mentah dari sejarah. Dengan menyadari tantangan ini, tidak banyak respons adaptasi. Tetapi kami melihat bahwa pak Bagong telah melakukan adaptasi dalam kiprahnya melewati tiga rezim,” tutur Arif Furqan selaku kurator bersama Reza Kutjh dalam program Pranala.
Festival Gugus Bagong 2022 dibuka oleh GKR Mangkubumi dengan pengantar pembukaan oleh Hilmar Farid, Ph.D, Direktur Jendral Kebudayaan Kemendikbudristek RI. Aktor serta budayawan senior Butet Kartaredjasa hadir bersama Direktur Eksekutif PSBK, Jeannie Park.
Untuk program Rubik mempresentasikan enam karya seni pertunjukan, mulai dari ragam pertunjukan bunyi, teater, musik, dan tari. Kurator dalam program ini, Ari Ersandi dan Shohifur Rodho’i, memaknai tema Adaptasi sebagai transisi dan transposisi yang merupakan momen subjek berinteraksi dan saling berdialog.
Program selanjutnya, Mozaik, ialah program bincang seni yang membahas berbagai aspek tata kelola seni bagi ruang seni budaya bersama narasumber-narasumber berpengalaman. Selain ketiga program utama, program pengiring meliputi Program Anjangsana, Bina Kelola Seni, Selisik Aksara, dan Pemutaran Film End Wall yang juga berupaya mendistribusikan pengetahuan.
Baca juga:
- Colors of Cultures Festival Digelar di Kota Tua, Dimeriahkan Penampilan Musik TNI AL Hingga Musisi
- Kongres Masyarakat Adat Nusantara VI Resmi Dibuka di Jayapura, Bupati Sebut 2.500 Anggota Bakal Datang
- Peredaran Uang di Festival Danau Poso Capai Rp131 Juta
- Ibu Negara Iriana Jokowi Saksikan Konser Seribu Sasando yang Pecahkan Rekor MURI