Kemensos Pulangkan Warga Telantar Bersama Anaknya di Kaltim
SAMARINDA - Kementerian Sosial melalui Unit Pengelola Teknis (UPT) Sentra Budi Luhur Banjarbaru, memulangkan Faizin (34), seorang ayah bersama anaknya yang sempat telantar di Kalimantan Timur (Kaltim), untuk dipulangkan ke Kalimantan Tengah (Kalteng).
"Pemulangan ayah bersama anaknya ini kami lakukan kemarin, dari Samarinda, Kaltim, menuju Kalteng, namun kami minta singgah ke Sentra Budi Luhur Banjarbaru, Kalimantan Selatan (Kalsel)," ujar Kepala UPT Sentra Budi Luhur Banjarbaru Badriah dilansir ANTARA, Jumat, 28 Oktober.
Mestinya, lanjut Badriah, perjalanan pemulangan dari Samarinda, Kaltim, langsung ke Desa Gunung Makmur, Kecamatan Antang Kalang, Kotawaringin Timur, Kalteng. Namun karena ada anak di bawah umur, maka akan dilakukan pemeriksaan terlebih dulu di Sentra Budi Luhur terhadap kesehatan anak tersebut.
Selain memeriksa kondisi anak, pihaknya juga akan memberikan berbagai kebutuhan untuk anak tersebut seperti susu, vitamin, madu, pakaian, bahkan pihaknya juga akan membantu usaha ekonomis produktif bagi Faizin.
Sebelumnya, Faizin bersama anaknya ditampung di Rumah Singgah Terpadu Dinas Sosial Samarinda, kemudian Koordinator Rumah Singgah Terpadu Agus Setiawan menghubungi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kaltim Peduli untuk membantu memulangkan Faizin dan anaknya ke Kalteng.
Bantuan dari PWI Kaltim diharapkan karena dari Dinas Sosial Samarinda tidak punya anggaran untuk itu. Kemudian masalah ini dihubungkan dengan UPT Budi Luhur Banjarbaru.
Baca juga:
- Menko Polhukam: Kondisi Indonesia Saat Ini Hukum Masih Belum Tegak Bahkan Ada Jual Beli Hukum
- Kasus di Bangkalan Masuk Tahap Penyidikan, KPK Pastikan Sudah Ada Tersangkanya
- Polda Papua Barat Selidiki Dugaan Aliran Dana Desa ke KKB
- Korea Utara Luncurkan Dua Rudal Balistik Jarak Pendek saat Korea Selatan Mengakhiri Latihan Militer Hari Jumat
Sementara itu, Faizin menjelaskan saat bekerja di perkebunan kelapa sawit di Kutai Barat, anaknya dititipkan di Taman Pendidikan Quran (TPQ) di mess perusahaan.
"Selama dua bulan saya bekerja hanya dibayar Rp700 ribu, itu pun habis untuk membayar kas bon di kantin, akhirnya saya memutuskan ke luar dari perkebunan dengan menumpang truk yang saya sendiri tidak paham arahnya ke mana, sampai kemudian terlantar di Samarinda, kemudian ditampung di rumah singgah," ujar Faizin.