Pejabat Senior Moskow Sebut Pasokan Listrik Ukraina Dapat Dipulihkan, Asal Kyiv Mengakui Wilayah Baru Rusia
JAKARTA - Situasi pasokan listrik di Ukraina akan membaik, jika Kyiv mengakui tuntutan Rusia, yang diajukan dalam rangka operasi militer khusus dan hasil referendum, Wakil Kepala Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev, menulis di saluran Telegramnya pada Hari Jumat.
"Jalan menuju stabilitas pasokan energi berbeda. Ini membutuhkan pengakuan legitimasi tuntutan Rusia dalam kerangka operasi militer khusus dan hasilnya, tercermin dalam Konstitusi kita. Maka situasi pasokan listrik akan menjadi lebih baik," katanya, menyusul keputusan otoritas Ukraina untuk mengimpor listrik dari Slovakia, melansir TASS 28 Oktober.
Medvedev menambahkan, "pembelian listrik oleh rezim Kiev dari Slovakia akan menyebabkan kenaikan harga energi lebih lanjut untuk Eropa dan Ukraina, tetapi tidak akan membawa stabilitas yang diinginkan dari sistem pasokan listrik Ukraina."
Diberitakan sebelumnya, Presiden Volodymyr Zelensky pada Hari Kamis bersumpah, serangan Rusia yang meluas terhadap pembangkit listrik tidak akan mematahkan semangat Ukraina.
Rusia telah mengarahkan puluhan rudal dan kendaraan udara tak berawak ke jaringan pembangkit listrik Ukraina dalam dua minggu terakhir, menyebabkan kerusakan besar dan memicu pemadaman.
Baca juga:
- Jabat Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak Tidak Pernah Lupa Akarnya
- Dua Militan Palestina Tewas Ditembak, Israel Sebut Respons Terhadap Penembakan Militernya di Tepi Barat
- Amerika Serikat Hentikan Pengembangan Rudal Jelajah Nuklir Berbasis Kapal Selam
- Presiden Yoon Sebut Korea Selatan Tidak Pasok Senjata Mematikan ke Ukraina, Karena Ucapan Vladimir Putin?
"Pemboman tidak akan menghancurkan kami, mendengar lagu musuh di tanah kami lebih menakutkan daripada roket musuh di langit kami. Kami tidak takut kegelapan," katanya, mengutip Reuters.
Sementara, seorang pejabat senior mengatakan pada Hari Kamis, Kyiv dan empat wilayah lainnya mungkin harus memotong pasokan listrik lebih lama dari yang direncanakan akibat serangan Rusia.