Kelompok Peretas Black Reward, Bocorkan Email Program Nuklir Iran
JAKARTA - Media pemerintah Iran melaporkan pada Minggu, 23 Oktober, bahwa organisasi energi atom negara itu mengumumkan bahwa server email milik salah satu anak perusahaannya telah diretas oleh agen negara asing dan informasinya dipublikasikan secara online.
Sebuah kelompok peretasan Iran, Black Reward, mengatakan dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan di Twitter bahwa mereka telah merilis informasi yang diretas terkait dengan kegiatan nuklir Iran. Mereka menyatakan bahwa tindakan itu sebagai tindakan dukungan bagi para pengunjuk rasa di Iran.
Pernyataan mereka, yang diterbitkan pada Sabtu, 22 Oktober diakhiri dengan kata-kata "Atas nama Mahsa Amini dan untuk wanita, hidup, kebebasan". Ini adalah sebuah dukungan untuk protes yang dipicu oleh kematiannya dalam tahanan polisi moral bulan lalu.
Black Reward mengatakan informasi yang dirilis termasuk "manajemen dan jadwal operasional berbagai bagian pembangkit listrik Bushehr", paspor dan visa pekerja spesialis Iran dan Rusia yang bekerja di sana, dan "kontrak dan perjanjian pengembangan atom dengan mitra domestik dan asing".
Departemen umum urusan diplomasi publik dan informasi organisasi energi atom mengecilkan pentingnya informasi yang dirilis, dengan mengatakan "langkah ini dibuat dengan tujuan menarik perhatian publik".
Baca juga:
- Simak Tutorial Cepat Ganti Tampilan Latar Belakang Gmail di Web
- Setelah Beberapa Kali Mundur, Kerbal Space Program 2 Siap Bakal Meluncur di Early Access pada 24 Februari Tahun Depan
- HP Sediakan Laptop Profesional Dukung Pekerja Hybrid Lewat HP Elite Dragonfly G3
- Cara Menonaktifkan Pratinjau dan Putar Episode Berikutnya secara Otomatis di Netflix
"Perlu dicatat bahwa konten dalam email pengguna berisi pesan teknis dan pertukaran harian rutin dan terkini," lapor media pemerintah, yang jugta dikutip Reuters.
Black Reward, dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan pada 21 Oktober, mengancam akan merilis informasi yang diretas dalam 24 jam kecuali pihak berwenang membebaskan tahanan politik dan orang-orang yang ditangkap selama kerusuhan.
Pembicaraan antara kekuatan dunia dan Iran yang bertujuan untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 yang terhenti, saat Amerika Serikat mengatakan pada 12 Oktober bahwa Teheran telah menunjukkan sedikit minatnya untuk menghidupkan kembali pakta tersebut.