Ibu PKK dan Posyandu Diminta Dinkes DKI Beri Edukasi Soal Gagal Ginjal Akut
JAKARTA - Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan kader pos pelayanan terpadu (posyandu) diminta memberikan edukasi terkait penyakit gagal ginjal akut. Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI mengatakan langkah ini dilakukan setelah banyaknya kasus di Jakarta.
"Saat ini dengan adanya laporan kasus terjadinya gagal ginjal akut misterius di DKI Jakarta, kami berharap kepada ibu dan jajaran PKK dan segenap kader posyandu di masyarakat bahu-membahu untuk memberikan motivasi dan pemahaman kepada masyarakat tentang masalah ini," kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti dalam sebuah diskusi yang dikutip Minggu, 23 Oktober.
Widya menjelaskan sudah ada puluhan kasus gagal ginjal akut di Jakarta. Per 20 Oktober, tercatat 82 anak yang mengalami atypical progressive acute kidney injury (AKI).
Data tersebut, sambung Widya, didapat dari fasilitas kesehatan di Jakarta. "Kami melakukan semacam penemuan secara aktif masalah ini, menyisir data-data yang ada di rumah sakit dan yang ada di puskesmas," tegasnya.
Widya berharap dengan aktifnya tim bergerak menyisir data, kasus gagal ginjal akut ini makin cepat terdeteksi. Apalagi, saat ini pemerintah pusat juga tengah melakukan penelitian terkait kejadian ini.
"Semakin cepat diketahui, semakin cepat dideteksi, Insyaallah semakin cepat ditanggulangi," ujar Widya.
"Tentu selain menyisir data, kami juga melakukan langkah pengamanan terhadap salah satu faktor yang patut diduga menjadi pemicu terjadinya gagal ginjal akut," sambungnya.
Diberitakan sebelumnya, kasus gagal ginjal akut menjadi sorotan publik. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) ada 133 anak meninggal dan 69 anak dinyatakan sembuh setelah menjalani perawatan, termasuk cuci darah.
Kasus ini meningkat secara signifikan diduga akibat kandungan etilen glikol dan dietilen glikol pada obat sirop anak yang melebihi ambang batas.
Baca juga:
Setelah kasus semakin bertambah, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah memerintahkan kepada industri farmasi untuk menarik peredaran 5 jenis obat sirop yang memiliki kandungan EG melebihi ambang batas aman.
Lima jenis obat sirop yang dianggap punya kandungan cemaran EG melebihi ambang batas aman adalah:
1. Termorex Sirup (obat demam), produksi PT Konimex dengan nomor izin edar DBL7813003537A1, kemasan dus, botol plastik @60 ml;
2. Flurin DMP Sirup (obat batuk dan flu), produksi PT Yarindo Farmatama dengan nomor izin edar DTL0332708637A1, kemasan dus, botol plastik @60 ml;
3. Unibebi Cough Sirup (obat batuk dan flu), produksi Universal Pharmaceutical Industries dengan nomor izin edar DTL7226303037A1, kemasan Dus, Botol Plastik @ 60 ml;
4. Unibebi Demam Sirup (obat demam), produksi Universal Pharmaceutical Industries dengan nomor izin edar DBL8726301237A1, kemasan Dus, Botol @ 60 ml;
5. Unibebi Demam Drops (obat demam), produksi Universal Pharmaceutical Industries dengan nomor izin edar DBL1926303336A1, kemasan Dus, Botol @ 15 ml.