Digitalisasi Industri Maritim Asia Pasifik Mulai Bisa Disokong Lewat Komunikasi Satelit

JAKARTA - Industri satelit maritim untuk Asia Pasifik diproyeksikan tumbuh sebesar 11 persen pada periode 2021 hingga 2026. Ini didorong oleh beberapa faktor seperti peningkatan lalu lintas kapal di kawasan Asia Pasifik, perkembangan kebijakan keamanan maritim, serta penekanan keselamatan awak kapal serta aset yang tersebar di lintas laut.

“Teknologi digital saat ini telah menjadi sebuah keharusan untuk mendapatkan keunggulan kompetitif bagi para perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari perusahaan-perusahaan di kawasan Asia Pasifik yang mulai merangkul kehadiran digitalisasi guna meningkatkan penanganan kargo, rute kapal, operasi pelabuhan, penempatan kru, dan banyak lagi lainnya,” ungkap CEO Blue C Mobile, Wesley Tham dalam keterangan yang diterima VOI, Kamis, 20 Oktober.

Oleh karena itu, IEC Telecom Group, penyedia layanan komunikasi internasional, bersama Blue C Mobile, penyedia layanan satelit VSAT yang berbasis di Singapura, berkolaborasi untuk menghadirkan alat-alat digital yang terjangkau untuk semua jenis kapal di kawasan Asia Pasifik di Inamarine 2022.

Inamarine 2022 merupakan pameran internasional untuk industri maritim dan offshore yang berlangsung dari 19 hingga 21 Oktober 2022 di JIExpo Kemayoran Jakarta.

"Dengan bekerja sama dengan IEC Telecom, kami memenuhi kebutuhan dan menjamin kelangsungan bisnis para perusahaan tersebut, terutama bagi para pemilik dan operator kapal kecil. Digitalisasi saat ini dapat mengakses lebih dari 300 persen data perbulan dan penghematan 20 persen dari komunikasi satelit mereka saat ini,” kata Wesley.

Kehadiran digitalisasi memungkinkan penyediaan data secara real-time yang mendorong pengambilan keputusan efektif demi meningkatkan efisiensi operasional, mengoptimalkan proses keselamatan, hingga mengurangi konsumsi bahan bakar.

Selain itu, konektivitas khusus di kapal menjamin peningkatan keselamatan bagi awak kapal, koordinasi pekerjaan yang lebih tepat, serta kondisi kerja yang lebih baik di atas kapal.

Efek kumulatif dari digitalisasi sendiri mengarah pada pengurangan biaya yang signifikan, bahkan bisa mencapai 30 persen dari biaya operasional.

"Digitalisasi bukan lagi barang mewah, tetapi menjadi kebutuhan operasional. Selama bertahun-tahun, digitalisasi dipandang sebagai kelebihan yang hanya dimiliki oleh beberapa sektor tertentu," ujar CCO dan Presiden IEC Telecom Group untuk Asia, Timur Tengah, dan Persemakmuran Negara-negara Merdeka, Nabil Ben Soussia.

"Bersama dengan Blue C Mobile, kami bekerja sama untuk menghilangkan pandangan tersebut dengan membuktikan bahwa akses digitalisasi dapat terjangkau untuk semua jenis kapal, baik kapal komersial besar maupun kapal penangkap ikan kecil,” imbuhnya.

Terdapat juga permintaan untuk sistem keamanan yang canggih dan konektivitas kapal yang lancar di China, Jepang, Indonesia, dan India. Terlebih, permintaan terhadap data dan analisis maritim diperkirakan akan mendorong pertumbuhan pasar hingga 370 juta dolar AS setara Rp467 miliar di 2028.

Sementara, solusi VSAT yang ditawarkan Blue C Mobile  didukung oleh antena VSAT berukuran 60 cm dengan biaya yang terjangkau dan ringan. Dirancang khusus untuk kebutuhan kapal kecil, sedang dan yang tidak mempunyai anggaran besar untuk biaya pemasangan antena.

Sistem manajemen antena yang terintegrasi dengan koneksi kabel tunggal memungkinkan pengurangan biaya pengiriman dan pemasangan untuk kapal pesiar, kapal penangkap ikan, dan kapal lepas pantai yang membuat layanan VSAT jauh lebih terjangkau dan mudah untuk diakses.

IEC Telecom juga didukung oleh sistem manajemen jaringan yaitu dengan perangkat OneGate yang memungkinkan peralihan tanpa batas antara VSAT dan L-band.

Terakhir, sistem OneGate juga menawarkan berbagai aplikasi yang dioptimalkan untuk komunikasi di laut, seperti video conference, pemeliharaan jarak jauh (tele-maintenance), pembelajaran elektronik, Internet of Things (IoT) dan pengawasan aset.