Buka Layanan di Indonesia, IEC Telecom Sediakan Solusi Komunikasi untuk Sektor Pertahanan
Presiden IEC Telecom Group kawasan Asia-Pasifik Nabil Ben Soussia (kiri) dan Country Director IEC Telecom Indonesia Edi Siregar (kanan) dalam acara konferensi pers IndoDefence Expo & Forum. (Foto: VOI/Theresia Agatha)

Bagikan:

JAKARTA - Operator layanan satelit internasional IEC Telecom memperluas kehadirannya di pasar Indonesia dengan menawarkan solusi keamanan berbasis satelit untuk sektor pertahanan Asia-Pasifik dalam acara IndoDefence yang dilaksanakan pada 2-5 November 2022 di Jiexpo Kemayoran Jakarta.

IEC Telecom sendiri bergabung dalam acara IndoDefence untuk menggarisbawahi solusi comms-on-the-pause (COTP) dan comms-on-the-move (COTM) untuk daerah terpencil di darat dan sistem VSAT yang kuat untuk angkatan laut.

"Kami bangga dapat berpartisipasi di acara IndoDefence. Kami melihat potensi besar untuk inovasi di wilayah Asia Pasifik. Di IndoDefence kami akan menampilkan portofolio L-band kami yang komprehensif untuk misi-misi di darat dan berbagai layanan bernilai tambah untuk pelanggan maritim," kata Presiden IEC Telecom Group kawasan Asia-Pasifik Nabil Ben Soussia di Jakarta, Rabu 2 November.

Pemerintah di kawasan Asia Pasifik (APAC) sedang berinvestasi besar dalam berbagai inovasi teknologi komunikasi. Selain memperkuat komunikasi satelit dan inisiatif penelitian, kawasan Asia Pasifik sedang menyaksikan peningkatan pengeluaran pertahanan untuk pengawasan, penginderaan jauh, pelacakan, pemulihan bencana, kesiapsiagaan darurat, dan keamanan siber.

Operasi penting seringkali dijalankan di area dengan cakupan GSM terbatas atau di lokasi yang mana saluran telekomunikasi reguler gagal memenuhi persyaratan untuk transfer data yang aman.

Oleh karena itu, layanan komunikasi satelit yang hadir secara global dan aman menjadi tulang punggung operasi taktis di sektor pertahanan.

Saat ini, teknologi satelit tidak lagi terfokus pada pengiriman suara dan data saja, tetapi dibantu dengan aplikasi yang disediakan oleh IEC Telecom dan unit militer sehingga responden pertama dapat memperoleh manfaat dari digitalisasi yang sebelumnya hanya dimungkinkan melalui jaringan terestrial dengan bandwidth tinggi.

"Kami berkomitmen memberikan manfaat digitalisasi ke pasar Indonesia dan partisipasi kami di IndoDefence adalah tonggak sejarah pertama dalam ekspansi kami di kawasan ini," imbuh Ben.

Sementara itu, Country Director IEC Telecom Indonesia Edi Siregar menyebut penggunaan produk IEC Telecom memang sangat diperlukan karena bisa menjadi solusi dalam hal telekomunikasi di tanah air.

"Makanya kami hadir untuk (negara) maritim. Intinya, kami adalah satelit komunikasi yang digunakan untuk membantu orang-orang atau perusahaan-perusahaan yang tidak bisa akses menggunakan normal telekomunikasi," imbuhnya.

Sekadar diketahui, IEC Telecom adalah operator layanan satelit internasional dengan pengalaman hampir 30 tahun di industri telekomunikasi.

Kemudian, IEC Telecom pun turut mengaktifkan digitalisasi untuk industri maritim serta unit jarak jauk di darat. Untuk jaringan perkotaan sendiri, IEC Telecom menyediakan cadangan satelit yang kuat untuk memastikan kelangsungan bisnis perusahaan pelanggan.

Secara global, pasar komunikasi satelit pertahanan dan taktis bernilai 4,6 miliar dolar AS pada 2021. Nilai itu diperkirakan akan tumbuh sebesar 6,9 persen CAGR pada 2027 dengan total capaian 6,8 miliar dolar AS.

Kini, IEC Telecom Group memiliki kantor di delapan negara, di antaranya Denmark, Prancis, Kazakhstan, Norwegia, Singapura, Swedia, Turki, Arab Saudi.