Otoritas Arab Saudi Gagalkan Penyelundupan 4 Juta Tablet Amfetamin, Disembunyikan dalam Pengiriman Paprika
JAKARTA - Pihak berwenang Arab Saudi telah menggagalkan upaya untuk menyelundupkan hampir 4 juta tablet amfetamin ke kerajaan tersebut, Direktorat Jenderal Pengendalian Narkotika mengatakan pada Hari Rabu.
Pil narkotika yang disita tersebut disembunyikan di dalam pengiriman paprika, kata juru bicara direktorat Mohammed Al Nujaidi.
"Pemantauan keamanan jaringan penyelundupan narkoba yang menargetkan kerajaan dan generasi mudanya, berhasil menggagalkan upaya penyelundupan 3.989.000 tablet amfetamin," katanya, menurut kantor berita resmi Saudi Press Agency, melansir The National News 19 Oktober.
Lima orang yang berusaha menerima kiriman narkotika tersebut berhasil ditangkap di Kota Riyadh dan Provinsi Jeddah, kata juru bicara itu.
Kelimanya, yang masing-masing terdiri dari tiga warga Suriah dan masing-masing seorang warga Mesir serta Arab Saudi, dirujuk ke jaksa untuk penyelidikan lebih lanjut.
Operasi pengamanan dilakukan berkoordinasi dengan Otoritas Zakat, Pajak dan Bea Cukai. Belum diperoleh kejelasan dari mana kiriman narkotika tersebut berasal.
Baca juga:
- Ikuti Hati Nuraninya Tolak Akui Referendum Rusia di Wilayah Ukraina pada Voting Majelis Umum PBB, Menteri Luar Negeri Madagaskar Dipecat
- Diiming-imingi Gaji Rp4,1 Miliar per Tahun, Kementerian Pertahanan Ambil Langkah Tegas Hentikan Perekrutan Pilot Militer Inggris oleh China
- Dilaporkan Atas Dugaan Kemungkinan Keterkaitan dengan Rusia, Kepala Keamanan Siber Jerman Dipecat
- Tentara Korea Utara Tembakan 250 Peluru Artileri ke Daerah Penyangga, Amerika Serikat Minta Semua Tindakan Provokatif Dihentikan
Diketahui, Captagon — amfetamin sintetis yang pertama kali dikembangkan pada 1960-an sebagai pengobatan untuk gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas — menjadi salah satu obat yang paling banyak digunakan di kalangan penyalahguna zat muda di Arab Saudi.
Lebanon dan Suriah adalah produsen tablet Captagon terbesar yang berhasil masuk ke wilayah Arab Saudi. Beberapa pabrik ilegal berada di Yordania, di mana pihak berwenang pada 2018 membongkar laboratorium yang memproduksi obat tersebut.