Wagub Bali Cok Ace Cek Jembatan Biluk Poh Jembrana yang Aksesnya Terputus Diterjang Banjir
JEMBRANA - Wakil Gubernur (Wagub) Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) meninjau lokasi bencana banjir dan warga terdampak di Jembatan Biluk Poh, Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Jembrana.
Wagub Cok Ace prihatin terhadap kejadian banjir yang mengingatkannya pada kejadian empat tahun silam di tempat sama.
"Saya sangat prihatin dengan kejadian di beberapa wilayah di Bali. Salah satunya Jembatan Biluk Poh yang merupakan jalur vital bagi lalu lintas logistik masyarakat Bali. Saat ini, kita sedang menunggu tim dari pusat untuk mengecek dan menguji kelayakan jembatan ini apakah masih layak untuk dilalui oleh kendaraan berjenis truk, dan harus segera diumumkan kepada publik agar para supir bisa mengalihkan jalur alternatif untuk dilalui," kata Cok Ace, Selasa, 18 Oktober.
Menurut Cok Ace, cuaca ekstrem yang menyebabkan terganggunya arus lalu lintas ini tidak boleh terlalu lama terjadi.
"Nanti hasil apakah jembatan Biluk Poh layak dilintasi truk atau tidak harus segera diumumkan kepada masyarakat luas, khususnya para supir truk agar mereka segera mengambil keputusan untuk beralih jalur dan tidak menumpuk di sepanjang jalan ini. Selain itu saya juga meminta agar seluruh bupati atau wali kota se-Bali untuk menjamin ketersediaan atau ketercukupan pangan, akomodasi dan logistik warganya di musim cuaca ekstrem saat ini," imbuhnya.
Dari penjelasan Bupati Jembrana I Nengah Tamba, hasil pemantauan di ujung jembatan terdapat penopang yang sudah rusak atau berlubang. Pihaknya ragu apabila jembatan penghubung antara Desa Penyaringan dengan Desa Tegalcangkring tetap digunakan oleh kendaraan bermuatan berat bila tidak segera diperbaiki.
"Pemberitahuan ini harus segera diumumkan secara publik agar masyarakat yang menggunakan jalan nasional tujuan Gilimanuk - Denpasar ini juga segera menentukan jalur alternatif," tegas Cok Ace.
Baca juga:
Selain itu, Wagub Cok Ace menyampaikan simpati terhadap para korban dan warga terdampak di wilayah Bali. Pihaknya mewanti- wanti agar warga Bali mewaspadai cuaca ekstrem.
"Lebih baik jika tidak memiliki kepentingan khusus dan mendesak untuk memilih tetap berada di dalam lingkungan rumah, karena cuaca ekstrem tidak terprediksi terjadinya kapan dan d imana," ujarnya.
Perbekel Desa Penyaringan, Made Dresta, mengatakan warganya sementara waktu tinggal di rumah kerabat mengungsi karena dampak banjir.
"Sebanyak 140 Kepala Keluarga (KK) yang terdampak dari 322 jiwa. Pemerintah Kabupaten Jembrana sudah menjamin ketersediaan pangan dengan cara menyiapkan dapur umum bagi warga terdampak, dan tenaga medis untuk memantau kondisi kesehatan mereka," ujarnya.