Pemerintah Kaji Penggunaan PeduliLindungi untuk Penyaluran Subsidi

JAKARTA - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) II, Kartika Wirjoatmodjo mengaku, sedang mendiskusikan dengan pemerintah untuk mengembangkan penggunaan aplikasi PeduliLindungi setelah pandemi COVID-19.

“Kami sedang berbicara dengan kementerian lain, bagaimana untuk benar-benar menggunakan Peduli Lindungi post COVID-19. Apakah dapat digunakan untuk alat menyalurkan subsidi dari pemerintah kepada masyarakat atau kegunaan lain,” katanya dikutip dari Antara, Senin, 17 Oktober.

Ia menyebut aplikasi PeduliLindungi telah diunduh oleh 95 juta orang.

Penggunaan PeduliLindungi selama COVID-19 digunakan pemerintah untuk melacak dan menelusuri penyebaran virus corona.

“Di tahun terakhir COVID-19 ini, banyak orang yang jatuh sakit dan mereka didiagnosa positif COVID-19, kemudian mereka dapat melakukan pemeriksaan melalui telemedicine dari rumah, dan obat mereka dapat diantar langsung ke rumah,” katanya.

Dia menilai, aplikasi PeduliLindungi membuat masyarakat menyadari bahwa mereka tidak selalu perlu datang langsung ke dokter untuk memeriksakan kesehatan diri atau mendapatkan obat, sebab keduanya dapat dilakukan melalui platform online.

Di sisi lain, selama pandemi COVID-19, pemerintah juga mendigitalisasi sektor keuangan seperti perbankan yang harus tetap melayani nasabah meskipun tanpa tatap wajah secara langsung.

Ia mencontohkan Bank Mandiri yang memiliki 35 juta nasabah yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dimana hingga 90 persen dari total nasabah tersebut masih melakukan transaksi secara langsung sebelum pandemi COVID-19.

“Kami harus mengedukasi mereka untuk mulai mengadopsi fasilitas mereka sehingga mereka tetap dapat mengurus utang mereka ataupun mengakses utang baru melalui platform online,” katanya.

Pada saat yang sama, utang 3,3 juta nasabah dengan nilai mencapai Rp260 triliun juga direstrukturisasi melalui platform digital di tengah pandemi.

Masyarakat pun berlanjut menggunakan platform digital baik untuk mengakses layanan kesehatan maupun perbankan selepas COVID-19.

“Masyarakat di daerah pedesaan misalnya, mereka menjadi terbiasa untuk betul-betul melanjutkan transaksi mereka secara online,” ucapnya.