Anak Mogok Sekolah? Begini 5 Trik Mengatasinya
JAKARTA - Mogok sekolah yang berlarut-larut bisa membuat Anda frustasi dan kehabisan akal untuk membujuk anak sekolah. Akhirnya Anda mengeluarkan berbagai ancaman dan anak semakin keras menolak ke sekolah.
Mengancam dan menakut-nakuti anak jelas tidak tepat untuk mengatasi mogok sekolah, karena mogok sekolah biasanya berkaitan dengan kecemasan. Ancaman orang tua malah bisa menambah kecemasan anak. Tenang, hal itu tidak hanya dirasakan Anda saja. Ternyata, 1 dari 5 anak pasti pernah menolak masuk sekolah, setidaknya sekali sepanjang masa sekolahnya. Ini salah satu cara untuk mengatasinya.
Tetap tenang
Melansir Parenting, Senin, 17 Oktober, daripada Anda menanggapi sikap anak dengan emosi, lebih baik coba hadapi dengan tenang. Anda bisa diam sejenak, tarik nafas dan hembuskan, lalu perlahan coba lupakan rasa marah dan panik. Pusatkan perhatian pada solusi dari masalah anak mogok ke sekolah. Dengan pikiran tenang, Anda pasti akan mendapatkan jalan keluar tanpa harus emosi pada si kecil.
Bicara pada guru dan sekolah
Guru atau Kepala Sekolah anak Anda mungkin bisa memberi informasi mengenai apa yang sedang terjadi di kelas atau sekolah yang mungkin berhubungan dengan perilaku mogok sekolah anak.
Berbicaralah dengan netral dan galilah sebanyak mungkin informasi yang bisa membantu Anda menemukan pola mogok sekolah anak. Misalnya, apakah ia selalu muntah sebelum berangkat ke sekolah sebab ia harus tampil di depan kelas?
Pertimbangkan penyebabnya
Menyadur The Conversation, pada saat Anda dan anak sudah tenang, mintalah ia menjelaskan penyebab utama dia tiba-tiba mogok ke sekolah. Dengan mendiskusikan hal ini berdua, Anda dan anak bisa memecahkan masalah atau mengembangkan rencana untuk mengelola penyebab mogok ke sekolah.
Baca juga:
Ambil pendekatan yang baik tetapi tegas
Saat Anak menjelaskan alasannya, alih-alih emosi cobalah untuk tetap dengar alasan anak sampai selesai. Tawarkan kehangatan dan ketenangan saat dia menghadapi frustasi. Dorong anak untuk berani menghadapi ketakutannya sendiri. Dengan tindakan ini bisa meningkatkan kepercayaan diri dan otonomi anak. Sebaliknya, acuh pada pendapat anak dapat memicu kecemasan dalam jangka panjang.
Cari bantuan ahli
Mungkin Anda perlu bertemu dengan dokter anak untuk menyingkirkan kemungkinan gejala-gejala yang ditunjukkan anak tidak berhubungan dengan penyakit tertentu. Anda juga bisa menemui psikolog untuk membantu Anda menyusun siasat dan jalan keluar yang tepat untuk membantu anak mengatasi kecemasannya dan kembali bersekolah dengan gembira.