Debat Pilkada Tangsel: Putri Ma’ruf Amin Tegaskan Tidak Ada yang Boleh Korupsi Turun Temurun Sementara Rakyat Miskin

JAKARTA - Pasangan calon wali kota-wakil wali kota Tangerang Selatan nomor urut 2 Siti Nurazizah-Ruhamaben menegaskan janji mewujudkan warga sejahtera di Tangsel. Harapan putri Ma’ruf Amin ini adalah Tangsel harus menjadi kota kelas dunia.

“Sekali lagi saya menyampaikan 2 salam, salam perubahan juga kemenangan untuk seluruh rakyat Tangsel. Kemenangan rakyat Tangsel terwujud ketika semua merasa aman, damai dan berkeadilan. Ketika semua maju dan semua sejahtera tidak ada yang tertinggal atau pun merasa ditinggalkan. Tidak ada yang boleh korupsi turun temurun sementara rakyat miskin turun temurun,” kata Azizah dalam debat Pilkada Tangsel, Rabu, 3 Desember. 

Azizah-Ruhama punya visi Permata Tangsel menuju kota kelas dunia dengan dua kunci. Yakni pemerataan kemajuan dan juga kesejahteraan. 

"Sehingga semua warga Tangsel merasa keadilan baik hukum maupun ekonomi, ketika itu terwujud, keamanan meningkat, saat itu Tangsel layak menjadi kota kelas dunia,” tutur Azizah yang mengenakan masker saat berbicara pada debat Pilkada Tangsel

Prinsip reformasi birokrasi juga menjadi fokus paslon ini. Semua aparat birokrasi harus bekerja untuk rakyat sejahtera. 

Sementara calon wakil walkot Tangsel Ruhama mengatakan pembenahan reformasi birokrasi sekaligus dengan membangun sistem menajemen informasi big data. Dari sini bisa diidentifikasi kebutuhan rakyat Tangsel.

Selain itu, dijanjikan juga sistem manajemen layanan publik berbasis IT yang terintegrasi, akuntabel dan transparan.

"Bukan sistem seolah-olah IT namun nyatanya tetap bisa diintervensi,” ujar Ruhama.

Tentang Pilkada Tangerang Selatan 2020

Pemilihan Wali Kota Tangerang Selatan begitu semarak karena diikuti tiga pasangan yang memiliki hubungan dengan tokoh-tokoh elite nasional. Mulai dari keponakan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo sampai putri Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Siti Nur Azizah Ma'ruf. Apa yang membuat Pilkada Tangsel tampak 'seksi' sehingga para elite politik "turun gunung"? 

Kota yang diresmikan sejak 2008 ini semakin menunjukkan daya tariknya. Bahkan kota penyanggah Ibu Jakarta ini disebut-sebut sering dijadikan acuan partai politik untuk mengukur elektabilitas mereka dalam panggung politik yang lebih besar.

Sejarah berdirinya Tangsel bukan tanpa sebab, mengutip Kompas, wilayah ini terbentuk atas desakan dari warga Kabupaten Tangerang yang merasa terpinggirkan. Mereka yang protes itu berasal dari enam daerah di antaranya, Ciputat, Pagedangan, Serpong, Pondok Aren, Casauk, dan Pamulang.

Warga pinggiran Kabupaten Tangerang saat itu merasa tidak diperhatikan karena jauh dari pusat pemerintahan Kabupaten Tangerang. Padahal kawasan Tangsel pada waktu itu menyumbang sekitar 30 persen pendapatan Kabupaten Tangerang.

Selain itu daya tarik dari Kota Tangsel ini semakin kuat dengan rencana pembangunan klaster digital seperti Silicon Valley di Amerika Serikat. Raksasa teknologi Apple misalnya, mereka telah mendirikan Apple Developer Academy di Tangsel. Lembaga ini merupakan pertama di Asia dan ketiga di dunia. Hal itu tentu membuka peluang investasi perusahaan-perusahaan besar dunia untuk di Indonesia. 

Selain itu Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tangerang Selatan pada kuartal ketiga 2019, sempat tembus 1,4 triliun rupiah. PAD tersebut bersumber dari pajak daerah, berupa pajak restoran, hiburan, reklame, PBB, dan BPHTB. Pendapatan tersebut menjadi kunci suksesnya pemerintah Kota Tangsel menyumbangkan pemasukan untuk negara.

Dari deretan fakta tersebut, tak heran apabila Tangsel menjadi salah satu daerah yang paling diperebutkan saat Pilkada. Bahkan beberapa elite sampai harus "turun gunung" untuk meraup kantong suara di wilayah tersebut.