Dalami Kasus Pilot Batik Air Pukul Pramugara Turkish Airlines, Kemenhub Gali Keterangan dari Maskapai, Awak Kabin, hingga Penumpang
JAKARTA - Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan melalui Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah II Medan terus melakukan pendalaman kasus pemukulan pramugara Turkish Airlines oleh pilot Batik Air.
"Ditjen Hubud sedang meminta keterangan dari maskapai, awak kabin dan penumpang terkait dan pihak-pihak lainnya untuk prosedur penanganan unruly pax sebagai bahan pertimbangan guna proses tindak lanjut sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku," ujar Kepala Bagian Kerja Sama Internasional, Humas dan Umum Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Mokhammad Khusnu dalam keterangannya, Kamis, 13 Oktober.
Akibat kejadian ini, Pilot Turkish Airline memutuskan untuk melakukan pendaratan darurat (emergency landing) di Bandar Udara Internasional Kualanamu, Medan. Adapun tujuan pendaratan sebelumnya adalah Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
Sementara, kru pesawat yang mengalami luka sudah mendapatkan pengobatan dari pihak Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kualanamu.
Sedangkan, penumpang yang terkait dengan peristiwa ini telah diamankan dan diturunkan paksa oleh pihak pengamanan, serta dibawa sementara ke ruang Kedatangan Internasional (Ruang KKP) sekaligus mendapatkan perawatan terkait luka yang dialami penumpang.
Baca juga:
- Pilot Batik Air Pukul Pramugara Turkish Airlines, Manajemen Lion Air: Dia Sedang Cuti, Itu Jadi Tanggung Jawab Pribadi Si Pelaku
- Pilot Batik Air Serang Kru Pesawat Turkish Airlines, Lion Air Group Buka Suara
- Turkish Airlines Mendarat Darurat di Bandara Kualanamu, Ini Dugaan Penyebabnya
- Sandiaga Uno Pastikan 25 Maskapai Internasional Layani Penerbangan ke Denpasar Bali
Diberitakan sebelumnya, pesawat Turkish Airlines dengan rute Istanbul-Jakarta dialihkan pendaratannya ke Bandara Kualanamu, Medan pada 11 Oktober. Penyebabnya, diduga karena adanya penumpang yang menyerang secara fisik kru maskapai tersebut.
Kabar mendaratnya Turkish Airlines juga dibenarkan tim Corporate Communication Angkasa Pura II Cin Asmoro. Namun, terkait detail kejadian, pihaknya masih menunggu informasi lengkap dari pihak bandara Kualanamu Medan.
"Kami masih menunggu konfirmasi dari Bandara Kualanmu. Saat ini kami sedang koordinasikan dengan bandara," tuturnya kepada VOI, Rabu, 12 Oktober.
Sebelumnya, kabar pengalihan pendaratan oleh pesawat Turkish Airlines diungkap pertama kali oleh akun Twitter @kabarpenumpang. Akun tersebut menyampaikan bahwa ada penumpang pesawat yang menyerang kepada kru pesawat.
"Pesawat Turkish Airlines rute Istanbul-Jakarta harus dialihkan ke Medan gegara penumpang ngamuk dan serang kru. Pnp tsb akhirnya dihajar pnp lain dan kru sebelum diikat. Blm jelas akar permasalahannya apa sampai ybs menyerang kru," tulis akun tersebut dikutip Rabu.
Kabar terbaru, Polda Metro Jaya mengungkapkan penyebab maskapai Turkish Airlines TK 56 dengan rute Turki-Jakarta harus mendarat darurat di Bandara Kualanamu. Hal ini karena seorang penumpang berulah dengan memukul pramugara.
"Informasi dari petugas Turkish Airlines di Bandara Soetta bahwa delayed terjadi dikarenakan adanya penumpang WNI di pesawat Turkish Airlines yang mabuk, kemudian memukul salah seorang pramugara pesawat Turkish Airlines saat pesawat masih mengudara," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes E. Zulpan dalam keterangannya, Rabu, 12 Oktober.
Berdasarkan laporan yang diterima, WNI itu bernama John Jaiz Boudewijn. Pemukulan itupun disebut karena dia tak terima ditegur agar tertib. Bahkan, akibat kelakuannya itu, para penumpang lainnya emosi. Sehingga, John Jaiz Boudewijn dipukuli.
"Memancing amarah penumpang lain nya untuk memukul penumpang WNI yang mabuk sampai mengalami luka-luka," ungkapnya.
Hingga akhirnya, pesawat itu mendarat di Bandara Kualanamu. Begitupun dengan Jhon, dia diturunkan agar situasi kondusif. Pesawat tersebut kemudian melanjutkan penerbangannya menuju Bandara Soetta. Akibat tingkah laku Jhon, jadwal penerbangan pun terganggu.