Berkaca dari Konsolidasi PTPN, Menteri BUMN Harapkan Ekosistem Kesehatan Indonesia Bisa Capai Rp94 Triliun
BANDUNG - Menteri Badan Usaha Milik Negera (BUMN) Erick Thohir mengharapkan ekosistem kesehatan di Indonesia bisa mencapai angka Rp94 triliun atau 25 persen dari pangsa pasar pada tahun 2027.
"Yang terakhir teknologi, kita punya cita-cita di tahun 2027. Ini tentu dorongan bagaimana ekosistem kesehatan ini, bisa mencapai angka Rp94 triliun yaitu 25 persen dari pangsa pasar," kata Erick Thohir saat memberikan sambutan pada acara Peluncuran dan Penyuntikan Perdana Vaksin IndoVac, dikutip Antara, Kamis 13 Oktober.
Menteri Erick mengatakan dorongan agar ekosistem kesehatan bisa mencapai angka Rp94 triliun merupakan hal yang penting untuk dilakukan oleh negara ini.
"Ini penting kita lakukan, seperti yang kita alami kejadian minyak goreng. Ketika PTPN secara konsolidasi, kita hanya punya 3 persen. Jadi kalau kita penetrasi market yang tidak seimbang kita tidak kuat. Tetapi dengan kekuatan 25 persen kita insyaallah bisa mengimbangi ini," kata dia.
Dalam sambutannya, Menteri Erick mengatakan selain ketahanan pangan dan ketahanan energi, ketahanan kesehatan menjadi salah satu sektor yang sangat penting untuk Indonesia ke depan.
"Tentu di era yang sangat sedang terjadi, yang bergejolak di dunia saat ini. Penting sekali Indonesia terus bisa mandiri bahkan berdaulat dalam mengisi kemerdekaannya," kata dia.
Baca juga:
- Vaksin IndoVac Resmi Diluncurkan, Erick Thohir: Sejak Awal Saya Yakin Bio Farma Bisa Produksi Vaksin COVID-19
- Harganya Sempat Capai Level Tertinggi Rp9.450, Kinerja Saham Bank Mandiri Makin Moncer Berkat Transformasi Bisnis
- Berlangsung 15 Hari, Pasar Digital UMKM Expo 2022 Catat Transaksi Rp15,8 Miliar
- Garuda Indonesia Berpotensi Raup Dana Rp14,3 Triliun dari Rights Issue
Seperti peristiwa hari ini, yakni Peluncuran Vaksin IndoVac yang merupakan langkah awal bagi bangsa Indonesia untuk bisa berdaulat di bidang ketahanan kesehatan.
"Bagaimana kita bisa mulai memproduksi Vaksin IndoVac, tetapi tentu ini baru langkah awal karena
kami terus mendorong kerja sama serupa seperti kemarin ditandatangani juga di Inggris dengan Profactor Pharma," kata dia.
Dia mengatakan kerja sama antara Indonesia dengan perusahaan farmasi Inggris, ProFactor Pharma ialah terkait dengan vaksin hemofilia atau untuk kekentalan darah.
"Jadi mirip seperti yang kita lakukan hari ini. Kita kerja sama R&D-nya (research and development) tetapi tentu lisensi, merknya dan memproduksi di kita. Dengan ProFactor juga sama, kita menandatangani vaksin hemofilia kekentalan darah," kata dia.