Bagikan:

JAKARTA - Kementerian BUMN melalui PTPN III selaku Holding Perkebunan mendorong peningkatan produksi tebu nasional dengan mengajak para petani tebu Indonesia untuk mewujudkan swasembada gula.

Hal ini seiring dengan upaya peningkatan produksi Bioetanol nasional dari 394 ribu kiloliter di tahun 2022 menjadi 1,2 juta kiloliter di tahun 2030.

Tak hanya itu, nantinya hal tersebut berpotensi menjadi campuran (blend) bahan bakar minyak dari 6 persen di tahun 2022 menjadi 13,8 persen di tahun 2030 demi tercapainya ketahanan energi nasional.

Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury menyebut transformasi yang selama ini dilakukan oleh PTPN III di klaster BUMN perkebunan terus menunjukkan perkembangan yang baik.

"Kondisi keuangan dari PTPN III terus menunjukkan perkembangan yang baik. Hal ini terlihat dari total jumlah penjualan yang sudah dibukukan sampai dengan September 2022 yang mencapai sekitar Rp39 triliun serta menunjukkan adanya profit sebesar Rp4,5 triliun, yang artinya meningkat sebesar 54 persen dibandingkan tahun sebelumnya,” ujar Pahala dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 4 November.

Tak hanya baik dalam perkembangan keuangan, kata Pahala, pihaknya juga melihat PTPN III terus mengalami peningkatan dari segi produktivitas dan produksi.

"Pada 2022 ini, kami melihat produksi gula di PTPN III sudah bisa mencapai 872.000 ton atau meningkat dibandingkan yang dicapai di tahun 2021 lalu sebesar 768.000 ton," ucapnya.

Pahala menuturkan keberadaan SugarCo diharapkan mampu mendongkrak produktivitas gula nasional yang berdampak pada swasembada dan kesejahteraan petani.

"Kami harapkan nanti gula yang akan diproduksi menjadi Bioetanol bisa dikerjasamakan menjadi suplai yang akan di-branding oleh Pertamina untuk bisa mengurangi produksi BBM dan mengurangi kebutuhan minyak mentah," tandasnya.

Sekadar diketahui, Bioetanol berbasis tebu merupakan hilirisasi dari tanaman tebu yang dapat digunakan sebagai subsitusi bahan baku bensin, yang tentunya ramah lingkungan.

Potensi hilirisasi bioetanol berbasis tebu ini membuka peluang untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan bakar minyak berbasis fosil.