FSB Tangkap Delapan Orang Terkait Ledakan Jembatan Krimea: Mayoritas Warga Rusia, Tuding Diorganisir Kepala Intelijen Ukraina
JAKARTA - Layanan Keamanan Federal Rusia (FSB) menangkap delapan orang kaki tangan yang diduga terkait dengan ledakan baru-baru ini di Jembatan Krimea.
"Sejauh ini, lima warga negara Rusia, serta tiga warga Ukraina dan Armenia yang ambil bagian dalam persiapan serangan itu telah ditangkap sebagai bagian dari kasus kriminal," ungkap FSB kepada TASS seperti dikutip 12 Oktober.
Lebih jauh diterangkan, setidaknya 12 orang kaki tangan dalam persiapan aksi teror sejauh ini telah diidentifikasi. Tiga orang Ukraina, dua orang Georgia, dan seorang warga negara Armenia berada di balik rencana untuk mengatur pengiriman bahan peledak dari Bulgaria ke Georgia dan kemudian ke Armenia.
Warga Ukraina lainnya serta lima orang Rusia yang diidentifikasi, telah menyiapkan dokumen untuk sebuah perusahaan Krimea yang tidak ada untuk menerima bahan peledak.
FSB mengatakan ledakan itu diorganisir oleh intelijen militer Ukraina dan direkturnya, Kyrylo Budinov. Alat peledak itu dipindahkan dari Ukraina ke Rusia melalui Bulgaria, Georgia dan Armenia, kata FSB.
Ledakan di jembatan sepanjang dua belas mil akhir pekan lalu, menghancurkan satu bagian dari jembatan jalan, untuk sementara menghentikan lalu lintas jalan. Itu juga menghancurkan beberapa tanker bahan bakar di kereta menuju semenanjung yang dicaplok dari negara tetangga Rusia selatan, seperti melansir Reuters.
Baca juga:
- Pengadilan Myanmar Kembali Jatuhkan Hukuman Penjara Terhadap Aung San Suu Kyi, Kali Ini Dituduh Menerima Suap
- Kanada Kirim 40 Tentaranya ke Polandia untuk Latih Pasukan Ukraina Lakukan Pengintaian hingga Penjinakan Ranjau
- Kasus Infeksi COVID-19 Kembali Meningkat, Sejumlah Kota Besar di China Tingkatkan Langkah Antisipasi
- Penobatan Charles III Digelar di Westminster Abbey 6 Mei 2023, Jadi Raja Tertua yang Dinobatkan Sepanjang Sejarah Inggris
Jembatan yang menjadi proyek prestise itu dibuka secara pribadi oleh Presiden Rusia Vladimir Putin pada 2018, berkembang menjadi vital secara logistik untuk kampanye militer, dengan pasokan untuk pasukan Rusia yang bertempur di Ukraina selatan disalurkan melalui jembatan itu.