Rusia Hujani Ukraina dengan 81 Rudal Jelajah, Presiden Zelensky: Mereka Berusaha Menghapus Kita dari Muka Bumi
JAKARTA - Rusia menembakkan rudal jelajah ke kota-kota di seluruh Ukraina selama jam sibuk pada Senin pagi, menewaskan warga sipil, menyebabkan putusnya aliran listrik dan panas, dalam apa yang dinyatakan Presiden Vladimir Putin sebagai pembalasan atas serangan Ukraina, termasuk di jembatan ke Krimea.
Rudal-rudal itu menghantam persimpangan yang sibuk, taman dan lokasi wisata di pusat pusat kota Kyiv dengan intensitas yang tidak terlihat, bahkan ketika pasukan Rusia berusaha untuk merebut ibukota di awal perang.
Ledakan juga dilaporkan terjadi di Lviv, Ternopil dan Zhytomyr di Ukraina barat, Dnipro dan Kremenchuk di Ukraina tengah, Zaporizhzhia di selatan dan Kharkiv di timur.
Pada pertengahan pagi, Kementerian Pertahanan Ukraina mengatakan Rusia telah menembakkan 81 rudal jelajah, dan pertahanan udara Ukraina telah menembak jatuh 43 di antaranya. Polisi mengatakan sedikitnya lima orang tewas dan 12 terluka di Kyiv.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan, serangan pada jam-jam sibuk Hari Senin sengaja dilakukan untuk membunuh orang, serta untuk melumpuhkan jaringan listrik Ukraina.
"Mereka berusaha menghancurkan kita dan menghapus kita dari muka bumi," kata Presiden Zelensky di aplikasi perpesanan Telegram, melansir Reuters 10 Oktober.
Presiden Zelensky kemudian memfilmkan pesan video di ponsel di jalan pusat kota Kyiv yang kosong. Dia mengatakan serangan itu memiliki dua target utama: infrastruktur energi dan manusia.
"Waktu dan target seperti itu dipilih secara khusus untuk menyebabkan kerusakan sebanyak mungkin," tukasnya.
Sementara itu, Perdana Menteri Ukraina Denys Shmygal mengatakan, 11 target infrastruktur utama terkena di delapan wilayah, meninggalkan petak negara tanpa listrik, air atau panas
Ia berjanji untuk memulihkan utilitas secepat mungkin. Adapun para pejabat melaporkan bahwa listrik padam di kota terbesar kedua di Ukraina, Kharkiv dan Poltava di dekatnya.
"Satu-satunya taktik Putin adalah teror di kota-kota Ukraina yang damai, tetapi dia tidak akan menghancurkan Ukraina. Ini juga tanggapannya kepada semua penolong yang ingin berbicara dengannya tentang perdamaian: Putin adalah teroris yang berbicara dengan rudal," tulis Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba di Twitter.
Baca juga:
- Buntut Ledakan Jembatan Krimea: Presiden Putin Perintahkan Hujani Ukraina dengan Rudal Jelajah dari Darat, Laut dan Udara
- Intelijen Turki Tangkap Sniper Sekaligus Petinggi Organisasi Teroris PKK di Irak
- Sempat Koma Akibat Kepalanya Dipukul Guru Bahasa dengan Tongkat, Siswi Berumur 10 Tahun Meninggal Dunia
- Televisi Iran Diretas saat Siaran Berita Malam, Tampilkan Wajah Foto Khamenei yang Menjadi Target
Diberitakan sebelumnya, satu-satunya jembatan di atas Selat Kerch yang menghubungkan semenanjung Krimea Ukraina, yang dianeksasi oleh Moskow pada tahun 2014, dengan Rusia meledak pada Sabtu lalu.
Sebagai tanggapan, dalam pidato yang disiarkan televisi, Presiden Putin mengatakan dia telah memerintahkan serangan jarak jauh "besar-besaran" terhadap target energi, komando dan komunikasi Ukraina, menggunakan rudal yang ditembakkan dari udara, laut dan darat.