Perjuangan Warga Wuhan Pasca Diisolir dari Dunia Luar
JAKARTA - Otoritas China memutuskan untuk menutup akses keluar dan masuk Kota Wuhan, kota yang dipercayai sebagai sumber virus corona (2019-nCoV/Flu Wuhan). Semua akses transportasi dari dan menuju kota Wuhan telah ditutup sejak Kamis, 23 Januari lalu.
Melalui stasiun televisi China, CCTV, Wali Kota Wuhan Zhou Xianwang juga mengimbau agar warganya tidak meninggalkan kota. Sedangkan untuk pendatang agar tidak berkunjung sementara waktu ke Kota Wuhan.
Meski dirasa dapat memperlambat penyebaran virus nCoV, namun berbagai masalah justru dirasakan warga Kota Wuhan. Pasalnya kota yang terkenal dengan pasar hewan eksotik ini, mulai kekurangan pasokan bahan pokok untuk kebutuhan sehari-hari.
Rak-rak supermarket dan pasar tradisional di Kota Wuhan mulai kehabisan barang-barang untuk dijual. Para penduduk yang memiliki stok makanan mengisolasi diri mereka di dalam rumah.
Pom bensin kewalahan karena banyak warga yang membeli bahan bakar untuk ditimbun karena ada desas-desus cadangan telah habis. Selain itu, banyak apotek yang kehabisan persediaan obat.
Dikutip dari The Guardian, beberapa warga menggunggah foto-foto persediaan mi instan dan makanan ringan yang baru dibeli. Banyak dari mereka yang mengatakan akan tetap berada di rumah meski mereka sendiri tidak tahu sampai kapan harus berada di dalam rumah.
"Tidak akan keluar... jadi saya tidak akan sakit. Semoga Wuhan segera mendapatkan bantuan," tulis salah seorang warga Wuhan lewat Weibo, Senin, 27 Januari.
Warga Wuhan lain mengatakan lift di kompleks apartemen mereka didesinfeksi. Selain itu sebagian besar teman dan kerabat mereka di Wuhan berencana untuk terus berada di dalam apartemen sebisa mungkin.
Pembangunan Rumah Sakit
Tak hanya keperluan bahan pokok yang mulai serba kekurangan. Warga Wuhan yang panik juga mulai khawatir dengan penyebaran virus yang diklaim mematikan itu. Mereka berbondong-bondong mendatangi rumah sakit untuk memeriksakan diri.
Antrean panjang membuat warga yang sehat mengalami kelelahan dan kondisi tubuh mereka menurun. Kondisi yang tidak stabil memudahkan orang tersebut terserang virus corona. Belum lagi pasien-pasien yang sedari awal telah dirawat.
Selain itu, banyak orang yang mencari perawatan di rumah sakit mengatakan bahwa mereka diusir dari rumah sakit. Rumah sakit dilaporkan kehabisan tempat tidur dan peralatan diagnostik untuk pasien dengan gejala demam. Stok masker dan peralatan medis juga mulai berkurang untuk memenuhi lonjakan pasien.
Kekacauan tersebut mendorong Kota Wuhan untuk membangun rumah sakit baru. Otoritas Wuhan bergegas membangun rumah sakit darurat yang akan dijadikan pusat karantina dan perawatan untuk pasien yang terjangkit virus corona.
Ratusan pekerja telah dimobilisasi untuk membangun rumah sakit dengan kapasitas sekitar 1.000 pasien. Pembangunan tersebut ditargetkan akan selesai dalam waktu enam hari.
Menurut laporan South China Morning Post, pihak berwenang membayar pekerja pada proyek tersebut sebanyak 1.200 yuan (USD173) per hari, tiga kali lipat dari upah biasanya untuk mempercepat pembangunan mengingat wabah virus corona semakin hari semakin cepat penyebarannya.
Laporan terakhir, kasus virus corona meningkat tajam menjadi 2.744 kasus. Jumlah korban meninggal akibat virus corona pun juga meningkat yaitu menjadi 80 orang.
Selain itu, China juga telah mengeluarkan larangan total terhadap perdagangan daging eksotis setelah diketahui virus corona menular dari hewan ke manusia. Larangan ini diberlakukan dan akan berlanjut sampai 'epidemi nasional' usai.
Selain itu, pusat penangkaran satwa liar akan dikarantina, peraturan ketat ditegakkan, dan publik memperingatkan untuk tidak makan produk-produk daging eksotis. Larangan tersebut dikeluarkan didukung oleh tiga lembaga pemerintah China.
“Konsumen harus sepenuhnya memahami risiko dari memakan hewan liar, menghindari daging buruan, dan makan makanan yang sehat,” kata otoritas China dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada Minggu 26 Januari 2020.
Hubungan antara daging hewan eksotis dan virus corona telah dicurigai sejak awal wabah virus corona muncul. Banyak pasien dengan gejala seperti pneumonia bekerja atau tinggal di dekat Pasar Makanan Laut Huanan, Wuhan.
Pasar Huanan yang dilaporkan juga menjual daging buruan eksotis, ditutup pada 1 Januari. Kaitan antara virus dan hewan liar yang dijual di pasar makanan laut dikonfirmasi pada Rabu 22 Januari 2020 oleh Gao Fu, Direktur Jenderal Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China.