Percepat Transformasi Bisnis, BUMN Targetkan 200 Ribu Digital Talent

JAKARTA - Perkembangan digital telah membawa Indonesia pada lompatan besar transformasi ekonomi. Selama pandemi, teknologi digital turut menopang dan membentuk wajah baru perekonomian nasional. Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi, talenta digital menjadi kebutuhan di semua perusahaan, termasuk BUMN.

Kementerian BUMN pun menargetkan sekitar 200.000 digital talent di lingkungan perusahaan pelat merah. Untuk mencapai target tersebut, kementerian yang dipimpin Erick Thohir ini menggandeng Forum Digital Indonesia (FORDIGI) menginisiasi pengembangan kapabilitas talenta digital di lingkungan BUMN melalui kegiatan Sosialisasi Program Digital Talent BUMN dan Sharing Session Keamanan Data BUMN.

Deputi SDMTI Kementerian BUMN, Tedi Bharata mengatakan bahwa keberadaan FORDIGI sangat strategis untuk mempercepat transformasi bisnis di lingkungan BUMN.

"Tanpa keterlibatan Top Level Management di lingkungan BUMN, transformasi digital tidak akan terjadi. Apalagi kalau kita bisa melakukan konsolidasi terhadap kebutuhan IT kita sehingga cost efficiency akan semakin tinggi," kata Tedi dalam keterangan resmi, Rabu, 5 Oktober.

Tedi juga berharap Direksi Human Capital BUMN ikut berperan aktif dalam mendorong karyawannya untuk mengikuti program Digital Talent BUMN yang akan dijalankan. Saat ini program Digital Talent BUMN memiliki tiga program utama.

Program yang dimaksud yakni mengembangkan kapabilitas digital melalui platform pembelajaran, mensertifikasi dan apresiasi talenta digital BUMN, serta membentuk komunitas talenta digital di lingkungan

BUMN.

"Hingga tahun 2024, Program Digital Talent BUMN menargetkan sebanyak 200.000 talenta digital BUMN," tuturnya.

Sementara itu, Ketua Umum FORDIGI, Fajrin menyatakan kebutuhan BUMN terhadap digital talent semakin mendesak. Ditambah meningkatnya penggunaan teknologi di perusahaan BUMN maka kapabilitas dalam menggunakan serta mengelola teknologi digital semakin dibutuhkan.

"Kalau tidak sekarang, BUMN akan terus ketinggalan dengan industri swasta yang sudah semakin cepat bertransformasi," jelas Fajrin.