Kemajuan Ekonomi Tak Hanya Soal Pertumbuhan PDB, Bos BI: Harus Bisa Lestarikan Lingkungan
JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan kemajuan ekonomi harus bisa terus dipertahankan tanpa merusak keseimbangan planet sehingga kemajuan perekonomian kiranya dilakukan dengan tetap melestarikan lingkungan.
"Biarkan kita mengubah ukuran kemajuan ekonomi kita hanya kepada pertumbuhan," kata Perry Warjiyo pada "The 8th International Islamic Monetary Economics and Finance Conference and Call for Papers" yang dikutip Antara, Rabu 5 Oktober.
Menurutnya, kemajuan ekonomi tidak bisa hanya dicerminkan oleh kemajuan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB), tetapi bagaimana optimalisasi pertumbuhan PDB dengan melestarikan lingkungan yang biasa disebut ekonomi hijau.
Dengan begitu, lanjutnya, kesejahteraan manusia dan kemajuan ekonomi bisa tercapai namun tetap dengan menjaga keseimbangan.
"Jadi jangan justru dihancurkan, jaga keseimbangan dengan menjaga kemajuan ekonomi dan mencapai PDB tetapi tetap melestarikan lingkungan hijau," tuturnya.
Baca juga:
- Targetkan Kontribusi Penurunan Emisi Karbon hingga 23 Persen pada 2025, BRI Mau Tanam 1,75 Juta Bibit Pohon
- Gandeng Bank Mandiri, Kimia Farma Integrasikan Layanan Digital
- Komitmen Indonesia di G20: Dorong Digitalisasi untuk Keuangan Inklusif di Setiap Negara
- Tahun 2023 Penuh Ketidakpastian, Bank Mandiri Tetap Optimistis Kinerjanya Stabil
Selain itu, kata Perry, kemajuan ekonomi dengan keseimbangan antara pertumbuhan PDB dan kelestarian alam juga harus dibarengi dengan kelancaran distribusi.
Melihat ke seluruh dunia, saat ini global sedang menghadapi ketidakteraturan, stagflasi, penurunan pertumbuhan ekonomi global, serta inflasi yang sangat tinggi akibat gangguan pada energi dan pangan.
Orang nomor satu di BI tersebut menjelaskan energi dan pangan global saat ini tidak terdistribusi secara merata di seluruh dunia, bahkan sebanyak 20 persen energi dan pangan dimonopoli.
Oleh karenanya, kata dia, penting melakukan kemajuan pertumbuhan PDB yang dibarengi dengan ketercakupan yang merata, terutama di Indonesia, Asia, serta beberapa negara-negara berkembang.
"Kita tidak bisa hanya selalu mengandalkan mekanisme pasar dan peran pemerintah untuk kemajuan distribusi, karena ada batasnya," tegas Perry Warjiyo.