Pasukan Elit TNI: Ke-Tiganya di Luar Nalar!

YOGYAKARTA - Komando Pasukan Khusus ( Kopassus ), Komando Pasukan Katak (Kopaska), dan Komando Operasi Khusus (Koopssus) TNI adalah pasukan khusus di Indonesia yang menggunakan baret merah merupakan sederetan pasukan elit TNI. 

Kopassus adalah pasukan elite TNI Angkatan Darat (AD), meskipun, Kopaska adalah pasukan khusus TNI Angkatan Laut (AL). Sementara, Koopssus TNI adalah gabungan pasukan elite tiga matra yaitu, Satgultor-81 Kopassus TNI AD, kemudian Denjaka dari TNI AL, dan Satbravo-90 dari TNI AU. 

Meskipun sama-sama menyandang Baret Merah, tapi ketiga pasukan khusus ini mempunyai struktur komando dan tugas yang berbeda. Lalu apa perbedaannya? Berikut ini penjelasannya.

Deretan Pasukan Elit TNI

Kopaska 

Kopaska adalah pasukan khusus TNI AL yang langsung berkedudukan di bawah Koarmada, dan bertanggung jawab terhadap KSAL. Pasukan khusus ini juga menerapkan Baret Merah sebagai ciri khasnya. Meskipun demikian, warna merah pada baret Kopaska sedikit lebih gelap atau merah marun. 

Pada baret merah Kopaska terdapat emblem yang mengombinasikan antara tongkat trisula yang digenggam seekor katak, dengan jangkar kapal. Di atasnya terdapat kata “Kopaska” meski di bawahnya tertulis slogan "Tan Hana Wighna Tan Sirna" yang berarti "Tidak Ada Rintangan yang Tidak Bisa Diselesaikan".

Korps yang secara legal didirikan pada 31 Maret 1962 oleh Presiden Soekarno ini sesungguhnya telah ada semenjak 1954. Bapak dari Kopaska merupakan Kapten Pelaut Iskak dari sekolah pasukan Katak angkatan laut di pangkalan angkatan laut Surabaya.

Sama dengan pasukan khusus lainnya, Kopaska juga mengemban tugas operasi rahasia. Cuma saja, Kopaska lebih terhadap aspek laut seperti, Operasi Amfibi, operasi khusus dan dukungan-dukungan lain guna memperlancar operasi-operasi TNI AL. 

Tugas utama dari pasukan ini merupakan, peledakan/demolisi bawah air termasuk sabotase/penyerangan rahasia ke kapal lawan dan sabotase pangkalan musuh, torpedo berjiwa (kamikaze), perusakan instalasi bawah air, pengintaian, mempersiapkan pantai pendaratan untuk operasi amfibi yang lebih sulit serta antiteror di laut/maritime counter terrorism.

Satkopaska di tiap-tiap Koarmada mempunyai 6 detasemen yang siap digerakan kapan bahkan, di antaranya Detasemen 1 Sabotase / anti-Sabotase (Teror); Detasemen 2 Operasi Khusus ; Detasemen 3 Combat SAR; Detasemen 4 EOD dan Ranjau Laut / Mine clearance; Detasemen 5 Underwater Demolition; Detasemen 6 Special Boat Units. Dikala ini, Kopaska dipimpin oleh Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo Nur Sasongko yang dilantik pada 27 Juli 2020. 

Aksi heroik Kopaska di medan operasi antara lain ketika mengamankan kedaulatan Indonesia di perairan Ambalat dari ancaman musuh. Pembebasan Kapal MV Sinar Kudus dari bajak laut di perairan Somalia pada 2011 lalu. Menemukan black box Flight Data Record (FDR) punya Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang tenggelam di perairan Kepulauan Seribu pada 2021.

Kopassus 

Kopassus adalah pasukan elite TNI AD yang mempunyai kesanggupan khusus seperti, bergerak senyap dan kencang di tiap-tiap medan, menembak pas, pengintaian serta antiteror. Pasukan yang dipelopori Letkol Slamet Riyadi dan diciptakan Kolonel Inf. Alexander Evert Kawilarang ini mempunyai ciri khas yaitu, Baret Merah.  

Dikutip dari buku “Kopassus untuk Indonesia” Jilid II, pengaplikasian Baret Merah oleh Kopassus mempunyai filosofi yang mendalam. Warna merah baret Kopassus ini mengandung arti keberanian yang patut diacungi jempol, semangat tinggi untuk meraih kesuksesan, kematangan dalam pola pikir dan olah rasa, memiliki keseimbangan dalam Intelligent Quotient (IQ) dan Emotional Quotient (EQ).

Kemudian, dalam tiap-tiap penugasan seharusnya tercapai suatu kemenangan dalam merebut target yang diperintahkan. Hal itu pantas dengan kemauan pendiri Kopassus Mayor Inf. Moch Idjon Djanbi yang mengharapkan pasukan yang dibinanya dapat diketahui seperti “The Red Devils” atau pasukan Para Inggris pada Perang Dunia (PD) II. 

Konsep “Baret Merah” baru diaplikasikan dikala Kesatuan Komando Tentara Teritorium (Kesko TT)-III/Siliwangi diganti sebutannya menjadi Korps Komando Angkatan Darat (KKAD) yang adalah cikal bakal Kopassus. Konsep Baret Merah diambil lantaran dikala itu belum ada baret berwarna merah membara seperti kala ini.

Koopssus 

TNI Koopssus TNI adalah pasukan elite yang dilegalkan oleh Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto pada 30 Juli 2019 yang bertugas menanggulangi aksi-aksi terorisme. Pengesahan itu menurut Perpres Nomor 42 Tahun 2019 yang menegaskan bahwa tugas TNI dalam menuntaskan aksi terorisme, yaitu komponen dari Operasi Militer Kecuali Perang (OMSP).

Koopssus dapat disebut pasukan "super elite" dari para "elite". Pasalnya, prajurit dalam satuan itu adalah gabungan dari tiga pasukan elite tiga matra TNI (darat, laut, dan udara) yakni Satbravo-90 dari TNI AU, Satgultor-81 dari TNI AD, dan Denjaka dari TNI AL. 

Operasi khusus yang dijalankan Koopssus TNI meliputi operasi di dalam ataupun luar negeri yang berhubungan dengan penanggulangan terorisme, kasus teror yang mengancam ideologi, kedaulatan, keutuhan, dan keselamatan Indonesia. Koopssus bertugas menanggulangi aksi-aksi terorisme sebagai penangkal, penindak, dan pemulih terorisme di dalam dan luar negeri.

Sebanyak 80% aktivitas Koopssus merupakan intelijen (surveillance) alias perhatikan jarak dekat, sementara 20% lainnya merupakan penindakan. Orang-orang yang terpilih ke dalam Koopssus yaitu prajurit yang mempunyai kualifikasi untuk menjalankan beragam variasi operasi khusus, Mulai di dalam ataupun luar negeri yang menuntut kecepatan dan keberhasilan yang tinggi. 

Cuma saja Koopsus berada dalam wadah Badan Pelaksana pusat yang secara struktural komando langsung di bawah Panglima TNI. Tujuannya untuk mempermudah dalam penerjunan pasukan. Koopssus TNI juga menerapkan baret merah sebagai ciri khasnya.

Meskipun demikian, lambang yang disematkan pada Baret Merah Koopssus TNI berbeda dengan dua pasukan khusus di atas. Lambang Koopssus terdiri dari tiga Anak panah dan garis busur yang berada dalam wujud segi lima.

Setelah memahami pasukan elit TNI, simak berita menarik lainnya di VOI, saatnya merevolusi pemberitaan!