TikTok Sapu Bersih 33,6 Juta Akun Palsu Tahun Ini
JAKARTA - TikTok kembali membuktikan pada dunia bahwa platformnya bertanggung jawab penuh terhadap moderator kontennya dan penggunanya, dengan berhasil menghapus akun palsu yang berbahaya.
Diterbitkan oleh induk perusahaan TikTok, ByteDance, Laporan Penegakan Pedoman Komunitas meliputi periode 1 April hingga 30 Juni tahun ini, laporan tersebut mencakup banyak titik data yang dilaporkan sendiri seputar penghapusan video dan akun palsu.
Dalam laporannya, sebanyak 33,6 juta akun palsu untuk kuartal kedua (Q2) tahun ini telah dihapus, mewakili peningkatan 61 persen dari 20,8 juta akun dihapus pada kuartal sebelumnya.
Lebih jauh ke Q2 yang dibandingkan tahun lalu menunjukkan tingkat penghapusan akun palsu TikTok tumbuh lebih dari 2.000 persen selama 12 bulan.
TikTok mengatakan, tujuan akun palsu tersebut bervariasi, tetapi umumnya mengaku sebagai seseorang atau seperti selebriti, tokoh politik, merek, dan scammer lain dengan niat jahat.
Namun dari laporan itu, tampaknya penghapusan akun palsu meningkat, jumlah akun spam yang diblokir pada tahap pendaftaran menurun secara drastis, turun dari sekitar 202 juta selama Q1 menjadi sekitar 75 juta.
Tentu, itu bukan kebetulan. TikTok menyatakan telah menerapkan langkah-langkah untuk mencegah aktor jahat pada akun palsu mengetahui tentang kemampuan deteksi TikTok.
Baca juga:
- Pemerintah Vietnam Siapkan Regulasi Baru yang Membatasi Akun Media Sosial dalam Memposting Berita
- YouTube Luncurkan Fitur Populer TikTok, Untuk Kreator dapat Menambahkan Voice Over ke Shorts
- Sasar Konsumen Gen Z, Walmart Umumkan Toko Virtualnya di Metaverse
- TikTok Terus Cari Masalah Langgar Privasi Anak, Inggris Jatuhkan Denda Rp440 Miliar
Singkatnya, TikTok telah mengizinkan lebih banyak akun spam atau palsu ke platform, tetapi akhirnya menghapus lebih banyak lagi setelah mereka aktif.
Lainnya, TikTok juga menghapus video proaktif yang (di mana imereka a menghapus konten sebelum dilaporkan) naik dari 83,6 persen di Q1 menjadi 89,1 persen di Q2, sementara video yang dihapus dalam waktu kurang dari 24 jam (sejak saat laporan diterima) meningkat dari 71,9 persen hingga 83,9 persen.
Sebagai informasi yang dikutip dari TechCrunch, Kamis, 29 September, TikTok sendiri selama beberapa tahun terakhir dipaksa untuk memiliki moderator konten guna mencegah segala sesuatu mulai dari penipuan politik hingga missinformasi vaksin.
Perusahaan turut mencoba meningkatkan kemampuannya dengan melarang penyebaran video palsu dan menghapus informasi yang salah. Belum lama ini, TikTok juga meluncurkan Pusat Pemilihan paruh waktu dalam aplikasi, dan membagikan rencana lebih lanjut tentang bagaimana mereka akan memerangi informasi yang salah.