Kemenkes Kuatkan Layanan Puskesmas Deteksi Dini Jantung Koroner

JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terus menguatkan layanan puskesmas untuk semakin tajam mendeteksi dini berbagai penyakit berbahaya pada masyarakat seperti pada penyakit jantung koroner.

“Saat ini memang belum semua puskesmas memiliki tes Elektrokardiogram (EKG). Tapi nanti akan kita lengkapi,” kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Eva Susanti dalam Talkshow Jantung Sehat untuk Semua dilansir ANTARA, Selasa, 27 September.

Menanggapi perbaikan pada sistem layanan jantung koroner di puskesmas, Eva menyatakan pemerintah melalui Kementerian Kesehatan terus berupaya mendeteksi 14 penyakit dengan kasus tertinggi dalam masyarakat di setiap sasaran usianya.

Di mana salah satunya adalah penyakit jantung dengan hipertensi ataupun diabetes mellitus. Pemerintah terus berupaya melakukan perbaikan pada deteksi dini penyakit jantung seperti melalui EKG ataupun rekam jantung di fasilitas layanan kesehatan.

Selain itu, Kementerian Kesehatan juga berencana meningkatkan kapasitas dokter di puskesmas, supaya deteksi dini dapat dilakukan lebih maksimal. Termasuk mengadakan workshop bagi tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) untuk meningkatkan kompetisinya.

Eva mengatakan pihaknya terus mengupayakan BPJS dapat mengcover biaya deteksi dini penyakit jantung koroner tersebut melalui Program JKN.

“Kita mengharapkan ini ada penurunan sekitar 90 persen penderita hipertensi dengan tekanan darah terkendali. Kami harapkan upaya yang sudah dilakukan khususnya transformasi layanan primer untuk mendeteksi penyakit jantung, bisa dilakukan secara bersama-sama dengan semua pihak,” katanya.

Menurut Eva, di samping pemerintah melakukan perbaikan pada sistem kesehatan, masyarakat turut memiliki peran dengan menjaga kesehatan jantung dengan rutin mengukur tinggi badan, berat badan, indeks massa tubuh, lingkar perut, tekanan gula dan darah minimal satu tahun atau enam bulan sekali.

Diharapkan masyarakat juga mulai menjauhi paparan asap rokok ataupun mengenyahkan rokok. Masyarakat juga diimbau untuk rajin melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit sehari atau 150 menit per minggu.

Eva turut menyarankan supaya mulai melakukan diet sehat yang seimbang dengan memperbanyak makan buah dan sayur, yang diimbangi dengan istirahat yang cukup.

Upayakan asupan gula yang dikonsumsi tidak lebih dari empat sendok makan, garam tidak lebih dari satu sendok teh dan lemak tidak lebih dari empat sendok makan.

“Diharapkan kerja sama antara pemerintah, swasta untuk melakukan upaya bersama memberikan makanan dan minuman yang sehat. Kemudian secara substansi meningkatkan pilihan makanan dan minuman ini lebih baik dan bergizi,” ujar Eva.