Sorong Usul WPR Cegah Tambang Timah Ilegal, Pj Gubernur Bakal Undang Bupati dan Wali Kota Seluruh Babel
BABEL - Penjabat (Pj) Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Ridwan Djamaluddin, mengatakan bakal melakukan pertemuan dengan bupati dan wali kota di wilayahnya untuk mempercepat usulan penetapan Wilayah Tambang Rakyat (WPR) kepada Kementerian ESDM.
Menurut Ridwan, legalitas tambang masyarakat perlu diperjuangankan untuk menekan aktivitas pertambangan timah ilegal di Babel.
"Kami segera mengumpulkan bupati dan wali kota untuk mempercepat pengusulan WPR agar masyarakat dapat menambang timah secara legal," kata Ridwan di Pangkalpinang, Babel, dikutip dari Antara, Selasa 27 September.
Ia mengatakan, usulan WPR ini juga upaya Babel untuk meminimalisasi kegiatan penambangan ilegal yang merusak lingkungan, hingga menekan korban kecelakaan tambang yang merugikan negara lantaran penambangan tanpa izin.
"Sebaran lahan rusak akibat tambang ilegal ini sudah mencapai 62.423 hektare, belum lagi korban kecelakaan akibat pertambangan tanpa izin dan ditambah potensi kerugian negara, baik berupa royalti maupun dari iuran tetap," ujarnya.
Baca juga:
- Berkaca Pilpres 2019, Peneliti BRIN: Publik Harus Dorong Koalisi Lebih dari 2 Poros
- Jelang Hadiri Pemakaman Mantan PM Jepang Shinzo Abe, Wapres Sempatkan Olahraga Pagi di Hibiya Park
- Pemprov DKI Desain 4 Sekolah Berkonsep Net Zero Carbon, Apa Itu?
- Selama 2 Pekan 4 Kasus Pelecehan Terhadap Anak Terjadi di Sukabumi, Termasuk Pencabulan Bocah 13 Tahun
Ia mengklaim, pemerintah tidak pernah bermaksud ingin menyusahkan masyarakat, namun ingin mengupayakan titik temu antara kebutuhan masyarakat dan regulasi. Salah satunya melalui percepatan usulan WPR ini.
"Dalam pengusulan WPR nanti, ada beberapa syarat teknis yang harus dipenuhi. Misalnya, syarat kajian lingkungan hidup strategis yang diminta KLHK," ucapnya.
Ia menegaskan, tidak akan menoleransi pertambangan tanpa legalitas ini, karena kerusakan yang ditimbulkan tambang ini sangat besar.
"Saya berusaha adil, bukan hanya bagi penambang, tetapi juga bagi para petani, nelayan dan anak cucu kita di masa depan," pungkasnya.