Kadin Surabaya Dorong Pengusaha Jawa Timur Tangkap Peluang Ekspor Furnitur
JAKARTA - Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Surabaya M. Ali Affandi mendorong pengusaha Jawa Timur, khususnya Surabaya dan sekitarnya untuk sigap menangkap peluang pasar ekspor produk furnitur.
"Kami melihat peluang ekspor ke negara maju sangat besar. Sejak pandemi COVID-19, permintaan produk furnitur meningkat pesat dan ini menjadi peluang bagi Indonesia, khususnya Surabaya untuk bisa ekspor ke negara maju," kata Ali Affandi dalam keterangan tertulisnya di Surabaya, dikutip dari Antara, Kamis 22 September.
Menurut dia, permintaan produk furnitur dari luar negeri mengalami lonjakan permintaan sehingga industri furnitur, khususnya yang berbahan dasar kayu, mencatatkan kinerja ekspor yang cukup memukau, bahkan kenaikan secara signifikan.
Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), selama periode Januari-Desember 2021, tercatat nilai ekspor furnitur kayu mencapai 1,99 miliar dolar AS atau sekitar Rp28,6 triliun. Nilai tersebut meningkat 32,54 persen dibandingkan periode sama pada tahun sebelumnya sebesar 1,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp21,65 triliun.
Lima negara yang menjadi tujuan utama ekspor tersebut antara lain adalah Amerika Serikat, Jepang, Inggris, Belanda, dan Prancis. "Saat ini, Indonesia adalah negara pengekspor furnitur terbesar ke-8 untuk Amerika Serikat, juga ke Kanada, Prancis, Jepang dan lain sebagainya," ujar dia.
Tren kenaikan ekspor furnitur Indonesia ini, menurut Andi, panggilan akrab Ali Affandi, sejatinya sudah mulai terjadi sejak terjadinya perang dagang antara AS dengan China, karena China yang mendominasi pasar mebel AS terkena imbas perang dagang.
Sehingga, lanjut dia, ketika para pembeli furnitur di AS mencari barang subtitusi, pasar tersebut menjadi rebutan negara-negara lain, termasuk Indonesia.
"Meskipun AS ingin mengoptimalkan industri mebel dalam negerinya, namun hal itu tidak serta merta bisa dilakukan karena peralihan pasokan dari impor menjadi produksi dalam negeri memerlukan waktu untuk mempersiapkan bahan baku, industri dan produksi," kata dia.
Terlebih produk-produk furnitur yang ditawarkan oleh para produsen Indonesia telah diakui kualitasnya serta memiliki desain yang bisa memenuhi selera pasar internasional, termasuk negara-negara Eropa.
Baca juga:
- Gelontorkan Hampir Rp1 Miliar, Konglomerat Irwan Hidayat Borong 1,27 Juta Lembar Saham Sido Muncul
- Pastikan Restrukturisasi dan Transformasi Berjalan Positif, Garuda Indonesia Siap Terbang Lebih Tinggi
- Bonus Demografi di Depan Mata, Pemerintah Ajak Generasi Muda Pahami Peran Penting Keuangan Negara
- Ekonomi Indonesia Kuartal II Tumbuh Impresif, Pemerintah Jangan Jemawa
Saat ini, industri furnitur di Indonesia cukup luas dan tersebar di hampir seluruh provinsi. Sentra-sentra yang cukup besar antara lain Jepara, Cirebon, Sukoharjo, Surakarta, Klaten, Jabodetabek. Di Jawa Timur, terdapat beberapa kota yang menjadi sentra industri seperti Pasuruan, Gresik, dan Sidoarjo.
Di sisi lain, permintaan furnitur di pasar dalam negeri sendiri juga mengalami peningkatan dengan pemberlakuan kebijakan work from home atau work from every where karena konsumen menginginkan suasana dan interior di rumah terasa nyaman.
Oleh karena itu, Andi menilai pameran Decorintex yang digelar di Surabaya sangatlah tepat untuk memperkenalkan produk dan teknologi terbaru industri furnitur dalam negeri.
"Melalui Decorintex 2022, semoga menjadi wadah bertemunya para pelaku usaha terkait dan para user serta end-user produk dan jasa industri ini untuk memperkenalkan produk dan teknologi terbaru yang bisa menjawab semua kebutuhan industri," kata dia.