PKS Klaim Matangkan Poros Perubahan, NasDem Ragu-Ragu karena Ada Kendala Koalisi
JAKARTA - Partai NasDem menanggapi rencana koalisi 'Poros Perubahan' yang digadang-gadang PKS. Poros koalisi ini akan diisi oleh PKS, NasDem dan Demokrat.
Ketua DPP NasDem Willy Aditya mengaku sudah 80 persen dipastikan partainya bakal berkoalisi dengan PKS dan Demokrat. Namun, Willy menyebut, masih ada sejumlah kendala terkait rencana koalisi itu, meski sejauh ini komunikasi ketiga parpol berjalan baik.
"Sejauh ini komunikasi baguslah. Kalau kesepakatan beberapa hal terpenuhi. Di sana lah kemudian seni diplomasinya. Tentu ada beberapa hal yang terus menerus dibicarakan," ujar Willy di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin, 19 September.
Salah satu kendala urung diumumkannya kesepakatan koalisi, lanjut Willy, yakni ketiga partai belum pernah ada pengalaman kerja sama politik sebelumnya. Sehingga, NasDem tidak mau terburu-buru mengiyakan perjodohan.
"Satu, kami belum pernah bekerja sama sebelumnya. Tentu ini enggak bisa kawin paksa kan," ungkap Willy.
Selain itu, Willy menilai, membangun kecocokan dengan PKS dan Demokrat harus berangkat dari ranah antarpartai. Baru kemudian, kata dia, menuju ke ranah kandidat capres-cawapres di 2024.
"Tentu proses pembangunan chemistry di dua ranah. Ranah antarpartai, dan ranah antara kandidat dengan partai. Itu tidak sederhana itu. Dua layer ini harus berjalan secara simultan, itu yang beratnya," jelas anggota DPR Fraksi NasDem itu.
Tak hanya itu, Willy mengaku, kendala utama NasDem, PKS dan Demokrat sebetulnya bukan pada ranah sosok di Pilpres 2024. Melainkan, kata dia, soal menyamakan persepsi terkait persoalan-persoalan yang akan diselesaikan ke depannya.
"Proses pendelegasian kepada person itu hanya turunan, kendalanya apa sih? Kendalanya NasDem ingin memulai dari persoalan dulu, bukan orang dulu. Itu poin cara berpikir, ini berbeda, bukan kawin paksa," paparnya.
Diketahui, dalam Rakernas NasDem merekomendasikan tiga nama calon yang berpeluang diusung pada Pilpres 2024. Yakni, Anies Baswedan, Andika Perkasa, dan Ganjar Pranowo. Sementara PKS dan Demokrat nampak sepakat apabila ada nama Anies sebagai capres.
"Pak Surya ingin mengajak ketika duduk itu ketemu PKS, Demokrat, ya kita berbicara our problem, problem kita apa sih? Ini bukan masalah kawin-kawinan, toh sekarang NasDem nggak punya handicap dengan siapa pun," kata Willy.
Sebelumnya, juru bicara PKS Muhammad Kholid mengklaim bahwa pertemuan kebetulan antara Presiden PKS Ahmad Syaikhu, Ketum NasDem Surya Paloh dan Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai sinyal bahwa tiga ketum parpol itu sudah punya kedekatan. Termasuk hubungan ketiga pimpinan parpol dengan calon yang digadang maju pada Pilpres, Anies Baswedan
"Pimpinan PKS, NasDem dan Demokrat cukup baik komunikasinya. Pak Anies juga memang dekat," ungkap Kholid.
Bahkan Kholid menyatakan, PKS, NasDem dan Demokrat hanya tinggal menunggu titik kesepakatan kerja sama untuk Pemilu 2024. Saat ini, klaimnya, ketiga parpol tengah mematangkan koalisi yang diberi nama poros perubahan.
"Kami sedang matangkan poros perubahan. Masing-masing partai tentu punya aspirasi, dan kita sedang cari titik temu. Doakan saja semoga ada jodoh," ucap Kholid.