Wow, Nelayan Bisa Beli Solar di Harga Rp6.800 per Liter

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memastikan para nelayan akan mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) jenis Solar susai dengan harga jual di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yakni Rp6.800 per liter.

Hal ini disampaikan Erick Thohir saat melakukan peresmian program Solar untuk koperasi (Solusi) nelayan di Pelabuhan Perikanan Samudera, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah (Jateng).

Kata Erick, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menugaskan dirinya dan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki untuk mencari solusi dalam meningkatkan taraf hidup para nelayan. Erick menyebut kesejahteraan nelayan harus menjadi bagian penting dari program pemerintah.

"Salah satunya dengan program Solusi nelayan yang pada hari ini memberikan akses harga BBM (Solar) yang selama ini didapat nelayan mungkin Rp7.000 hingga Rp10.000 per liter, hari ini kita pastikan harganya Rp6.800 per liter," ujar Erick, dalam keterangan resmi, Minggu, 18 September.

Dalam program ini, lanjut Erick, Pertamina menyalurkan langsung Solar bersubsidi ke SPBU Nelayan di bawah Koperasi Mino Saroyo yang beranggotakan 8.500 nelayan.

Lebih lanjut, Erick mengatakan program inisiatif Kementerian BUMN dan Kementerian Koperasi dan UKM ini merupakan bentuk keberpihakan pemerintah terhadap para nelayan di tengah kebijakan pengalihan subsidi BBM.

Erick menyebut program Solusi dapat memperbaiki akses nelayan terhadap Solar sehingga subsidi solar lebih tepat sasaran dan langsung dialokasikan kepada nelayan. Erick dan Teten juga memastikan koperasi jadi ujung tombak agar solar subsidi benar-benar tepat sasaran.

"Dengan koperasi itu berarti ada nama, alamat, dan sistem digital, jadi kalau ada yang bawa jeriken tidak masalah karena ada barcode, datanya kelihatan," jelasnya.

Selain itu, kata Erick, program Solusi tak sekadar mendistribusikan solar subsidi, melainkan juga membenahi model bisnis perikanan rakyat dengan melibatkan koperasi sebagai agregator dan penjamin pertama bagi nelayan.

Bagi Erick, nelayan Indonesia adalah pelaut tangguh yang bukan sekadar membutuhkan subsidi, melainkan juga ekosistem bisnis perikanan rakyat yang sehat dan berpihak pada nelayan.

"Dari Pak Teten nanti koperasinya diberikan pembiayaan (modal kerja), kami dari BRI juga mendorong pembiayaan untuk nelayan, lalu ibu-ibu nelayan juga tidak ditinggalkan, ada PNM Mekar juga yang akan hadir," kata Erick.