Garuda Mencoba Move On dari Kebobrokan Lama
JAKARTA - Pengurus baru PT Garuda Indonesia mencoba move on dari segudang masalah internal Garuda yang terjadi pada manajemen sebelumnya. Pada penghujung tahun 2019 kemarin, integritas Garuda digoyang sejak kasus penyelundupan Harley Davidson dan sepeda Brompton di pesawat Garuda.
Akibat skandal ini, Dirut PT Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra alias Ari Askhara kemudian dicopot dari jabatannya oleh Menteri BUMN Erick Thohir.
Ditambah, akun Twitter anonim @digeeembok sempat menuding ada praktik prostitusi yang terjadi di dalam Garuda. Disebutkan, petinggi Garuda Indonesia kerap menjadikan pramugari sebagai budak seks atau dalam bahasa lain 'servis bos'.
Tudingan pada perusahaan penerbangan plat merah ini menjadi ramai diperbincangkan warganet hingga kasus ini dibawa ke ranah hukum.
Komisaris Utama Garuda Triawan Munaf mengaku citra Garuda sempat tercoret atas kasus-kasus tersebut. Triawan akan menegaskan kepada seluruh jajaran Garuda untuk mencegah agar kasus serupa tidak terulang.
"Kita terima dan review semua masukan. Tapi kasus ini belum dibenarkan secara hukum, karena masih isu. Yang penting kan ke depannya. Kenapa juga kita masih mempersoalkan hal yang membebani kita," ujar Triawan di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, 24 Januari.
Triawan bilang, pemimpin baru Garuda memegang teguh pesan Menteri BUMN Erick Thohir agar membereskan masalah lama Garuda dan meneruskan kebijakan yang sudah baik.
"Yang paling penting, kita menomorsatukan akhlak. Di sini adalah bisnis kebahagiaan. Jangan hanya perhatikan perusahaan tapi impact flight carrier kepada perekonomian dan persatuan nasional. Harus untung sih, tapi jangan mengorbankan yang lain," ungkap dia.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra melanjutkan, dari segala masalah yang pernah menimpa Garudaia tidak akan menyapu bersih petinggi-petinggi Garuda yang lama selain oknum penyebab masalah kebobrokan Garuda.
Baca juga:
Kata Irfan, direksi termasuk pemegang saham Garuda masih membutuhkan jajaran lama yang sudah paham betul manajemen Garuda agar keberlangsungan perusahaan tidak goyang.
"Orang lama ini tetap kita butuhkan agar ada continuitibility. Kalau semua jajaran diisi orang luar, yang lama akan kehilangan motivasi untuk berkembang. Mungkin ada kesalahan sedikit, tapi secara keseluruhan profesional," ungkap Irfan.
"Sebagai presiden direktur, saya melihat ke depan. Pengalaman hidup saya mengatakan kalau sering lihat ke belakang akan jatuh," tambahnya.
Untuk menjamin seluruh jajaran Garuda agar tak ada lagi yang melakukan penyelewengan jabatan, Irfan akan membuat Pakta Integritas.
"Pakta Integritas ini akan kita tekankan untuk tidak melakukan penyalahgunaan wewenang atasan kepada bahwaan. Kita akan melakukan tindakan tertentu jika terbukti ada penyelewengan," tegasnya.
Sebagai informasi, Triawan Munaf dan Irfan Setiaputra ditetapkan sebagai pemimpin baru Garuda dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Garuda Indonesia yang digelar pada Rabu 22 Januari.
Selain menunjuk mantan Kepala Badan Ekonomi Kreatif itu jadi Komut Garuda, RUPSLB juga menetapkan mantan Direktur Utama (Dirut) PT INTI (Persero) Irfan Setiaputra sebagai Dirut Garuda Indonesia.
Triawan menggantikan Komut sebelumnya Sahala Lumban Gaol. Sementara Irfan mengisisi posisi I Gusti Ari Askhara yang diberhentikan akibat kasus penyelundupan Harley Davidson. Dalam jajaran Komisaris, RUPSLB tersebut juga menetapkan anak mantan presiden Gus Dur, Yenny Wahid sebagai Komisaris Independen.