5 Jenis Hubungan Romantis Berdasarkan Kualitas dan Lamanya Berkomitmen

YOGYAKARTA – Kecocokan merupakan penentu hubungan romantis akan terjalin langgeng atau putus di tengah jalan. Beberapa hubungan putus juga karena rasa bosan. Tyler Jamison, Ph.d., anggota asosiasi profesor Human Development and Family Studies di University of New Hampsire, dan Jonathon Backmeyer melakukan penelitian tentang jenis hubungan romantis dengan sejumlah faktor sebagai variabel.

Penelitian tentang hubungan romantis diikuti oleh peserta lajang, berkencan santai, hubungan berkomitmen, bertunangan, dan menikah. Lebih mendalam lagi, penelitian tersebut menelusuri dinamika hubungan seperti kehangatan, dukungan, interaksi negatif, dan kepuasan hubungan untuk memahami apa yang terjadi antara pasangan. Hasilnya, mereka menemukan jenis hubungan romantis seperti berikut ini.

1. Pasangan bahagia dan mandiri

Pasangan ini hangat, saling mendukung, dan memiliki tingkat interaksi negatif yang relatif rendah. Ada kemungkinan pasangan yang bahagia dan mandiri ini akan menikah, tetapi setiap orang yang berpasangan tidak menggabungkan hidup mereka terlalu banyak. Setiap orang tinggal sendiri, mandiri, dan tidak banyak menghabiskan waktu bersama.

Ilustrasi jenis relationship, jenis hubungan romantis (Pexels/Elle Hughes)

2. Pasangan bahagia dan konsolidasi

Jenis hubungan romantis yang kedua ini, menurut Jamison dilansir Psychology Today, Jumat, 16 September, adalah jenis hubungan paling umum. Orang-orang dalam kelompok ini bahagia dan menggabungkan hidup mereka. Seperti mereka menabung dalam satu rekening, menghabiskan banyak waktu luang bersama, dan menyiapkan hidup bersama. Usia kelompok ini lebih tua dan telah menjalin hubungan romantis sedikit lebih lama.

3. Eksplorasi

Orang yang termasuk dalam kelompok ini sering berada dalam hubungan yang baru. Mereka belum lama bersama. Interaksi satu sama lain kurang positif dibandingkan kelompok pertama dan kedua. Nah, orang-orang yang menjalin hubungan romantis dalam fase eksplorasi masih saling mengenali satu sama lain dan mempelajari apa yang diinginkan dari hubungannya.

4. Terjebak

Jamison dan Beckmeyer menyebut hubungan yang ‘terjebak’ karena sama-sama tidak memiliki interaksi positif dan tidak puas dengan hubungan mereka. Pasangan ini paling lama bersama dibanding kelompok hubungan romantis sebelumnya. Tetapi, mereka tetap berkomitmen dan tidak ada rencana untuk menikah. Lebih dari setengah pasangan yang tergolong kelompok ini, telah putus dan kembali bersama.

5. Intensitas tinggi

Hubungan berintensitas tinggi, memiliki banyak kehangatan tetapi juga banyak interaksi negatif. Mereka puas dalam hubungannya dan telah bersama dalam waktu yang lama. Namun, mereka punya siklus hubungan yang tinggi juga. Mereka sering putus tetapi juga akhirnya kembali bersama. Beckmeyer dan Jamison menyimpulkan tentang jenis hubungan ini, bahwa mereka hanya memiliki dan bisa menjalin sedikit relasi.

Melalui riset yang dilakukan Jamison dan Beckmeyer di atas, hubungan jenis intensitas tinggi melaporkan gejala depresi. Sedangkan pasangan kelompok pertama dan kedua, memberikan hasil terbaik dari hasil yang diukur.