Terapkan Kultur Keterbukaan Data dan Informasi di BUMN, Erick Thohir: Sebuah Keharusan, Tak Boleh Menutup Diri
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menegaskan pentingnya transparansi data perusahaan pelat merah. Kata Erick, transparansi dan keterbukaan data dapat menghasilkan keputusan terbaik, dan menghindari salah persepsi.
"Keterbukaan data dan informasi harus jadi sebuah kultur yang harus kita biasakan di BUMN. Karena penting sekali, di era yang seperti kita hadapi hari ini, persepsi itu kadang-kadang dibentuk tidak berdasarkan fakta dan data," katanya dikutip Kamis, 15 September.
Erick memastikan bahwa BUMN sangat terbuka terkait dengan data dan transparansi. Menurut dia, hal ini bagian dari kulturnya sebagai orang media yang memang mengedepankan pengecekan dan keseimbangan.
"Keterbukaan informasi adalah sebuah keharusan dan kita tidak boleh menutup diri kita ketika ada kritik, itu justru yang membesarkan kita," jelasnya.
Baca juga:
- Mobil dan Motor Listrik jadi Kendaraan Dinas Pemerintah dan BUMN, PLN Siapkan Sistem hingga Diskon Besar
- Menko Airlangga: Pemerintah Telah Rumuskan Penguatan Ketahanan Pangan Nasional
- Heran PMN BUMN Dipandang Negatif, Erick Thohir: Itu karena Penugasan yang Harus Kita Selesaikan
- Erick Thohir Optimistis Laba Besih BUMN Capai Rp144 Triliun di Tahun Ini
Di sisi lain, Erick juga menekankan pentingnya keterbukaan informasi dan data dilakukan secara berkelanjutan. Hal ini tentu didukung dengan keberadaan media sebagai bagian dari pengecekan dan keseimbangan terhadap suatu informasi.
"Inilah kenapa saya tetap mendorong bagaimana kepada pemimpin redaksi, para pemimpin media harus menjadi bagian terdepan menjaga keseimbangan ini. Kita tidak mau mendapatkan informasi dimana justru yang mengakibatkan banyak pihak salah mengambil keputusan," ucapnya.
Lebih lanjut, Erick juga mengatakan data dan fakta yang akurat akan menghasilkan keputusan terbaik terutama dalam hal ekonomi. Erick mengakui sulitnya situasi ekonomi dunia saat ini menimbulkan risiko pada rantai pasok global.
"Ekonomi ini adalah sesuatu hal yang merupakan darah dari kehidupan dari semua negara di dunia, yang pada saat ini tidak lain berlomba-lomba dengan situasi yang tidak pasti ini. Akhirnya memproteksi diri mereka sendiri, yang akhirnya menghambat yang namanya supply chain," katanya.