Kenaikan Harga BBM Didorong jadi Momentum Peralihan ke Kendaraan Listrik

JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan bahwa kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi saat ini bisa menjadi momentum yang tepat untuk beralih ke kendaraan listrik.

Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Taufiek Bawazier mengatakan, peralihan ke kendaraan listrik memiliki sejumlah keuntungan seperti hemat biaya dan rendah emisi.

“Kenaikan harga BBM dapat menjadi momentum masyarakat untuk beralih ke kendaraan rendah emisi mampu meningkatkan efisiensi sekaligus mendukung upaya pengurangan emisi karbon,” ujarnya dalam keterangan resmi tertulis dari Surabaya, dikutip Kamis, 15 September.

Menurut Taufiek, meningkatnya minat masyarakat ke kendaraan rendah emisi juga dapat mengurangi konsumsi BBM dan melakukan diversifikasi energi.

“Ini menjadi langkah tepat sehingga dapat mengurangi ketergantungan Indonesia akan harga minyak global,” tuturnya.

Taufiek menambahkan, pada penyelenggaraan GIIAS 29th di ICE BSD beberapa waktu lalu, terdapat tren kenaikan yang cukup signifikan dari masyarakat yang tertarik untuk memiliki kendaraan teknologi elektrifikasi (xEV) baik kendaraan berjenis hybrid sampai dengan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB).

Dijelaskan bahwa besarnya animo masyarakat tersebut dapat terlihat dari terjualnya 1.594 unit kendaraan xEV dengan rincian 1.274 unit BEV/ KBLBB dan 320 unit kendaraan hybrid. Penjualan ini jauh lebih besar daripada penjualan EV selama satu tahun periode di tahun 2021.

“Pameran GIIAS secara langsung akan menjadi pengungkit faktor produktivitas sekaligus sebagai bukti bahwa industri otomotif yang dijadikan sebagai sektor andalan, dapat memberikan sumbangsih nyata bagi pertumbuhan perekonomian Indonesia,” tegas Taufiek.

Sebagai informasi, industri otomotif ini menyerap tenaga kerja langsung sekitar 38.000 orang, serta lebih dari 1,5 juta orang yang bekerja di sepanjang rantai pasok otomotif dari tier-1 sampai tier-3. Sektor ini juga mampu memberikan devisa yang signifikan melalui capaian ekspornya.

“Kinerja ekspor industri otomotif Indonesia sampai Juli 2022 mencapai 238.000 unit kendaraan CBU dengan nilai sebesar 2,95 miliar dolar AS, kemudian ekspor 60.000 set kendaraan CKD dengan nilai sebesar 71,159 juta dolar AS, dan ekspor 10,27 juta pieces komponen dengan nilai 1,18 miliar dolar AS,” tutup Taufiek.