Tak Cuma Tawarkan Air Mata di Film Until Tommorow, Hadrah Daeng Ratu Beri Inspirasi untuk Mencintai
JAKARTA - Film Until Tommorow dikembangkan kisah nyata Alan Tito, pria asal Baubau, yang ditinggal selama-lamanya oleh sang istri, Daslina Sombi, tiga jam setelah mereka menikah pada 23 Juli 2019. Kisah tersebut sempat viral di media sosial.
Sutradara Hadrah Daeng Ratu menyebut proses adaptasi cerita film tidak sepenuhnya sama dengan kisah viral tersebut. "Kita mengambil cerita mereka sebagai inspirasi, namun kisah filmnya kita kembangkan. Karakternya beda bukan Alan dan Daslina. Namun semangatnya sama, bagaimana kita menghargai waktu untuk bersama dengan orang yang kita cintai. Berikan yang terbaik seolah-olah besok kita akan mati," ujar Hadrah ditemui di Kemang, Jaksel, Rabu, 14 September.
Until Tomorrow dibintangi oleh Clara Bernadeth sebagai Sarah dan Deva Mahenra sebagai Haka. Dalam film, Sarah dan Haka adalah sepasang kekasih. Sarah mendambakan sebuah pernikahan dengan pria pilihannya yaitu Haka.
Perjalanan menuju pernikahan itu tidak mudah. Sarah divonis menderita kanker stadium 3. Meskipun demikian, Haka tetap setia menemani Sarah untuk berjuang melawan penyakitnya.
Keadaan sulit menghampiri Haka ketika ia dihadapkan dengan dua pilihan, pekerjaan dan sang kekasih. Menurut Hadrah, film ini sangat mengharukan. Dari proses syuting hingga editing, Hadrah selalu berurai air mata.
Baca juga:
- Eksklusif, Armada Band Sukses karena Tak Pernah Memandang Kesuksesan Sebagai Tujuan
- Takut Menangis di Bioskop, Brisia Jodie Enggan Nonton Film Until Tomorrow
- Yura Yunita Pimpin 7 Kategori, Berikut Daftar Lengkap Nominasi AMI Awards 2022
- Demi Miracle In Cell No 7, Penonton dari Lampung Ini Tempuh Perjalanan Motor 113 KM
"Saya terlalu menjiwai, sensitif kalau dengar cerita mengharukan. Tapi film ini lebih dari yang saya bayangkan. Biasanya kalau preview untuk edit setelah tiga kali nonton akan kebal. Ini enggak, 10 kali preview, 10 kali juga saya nangis," kata Hadrah.
Hadrah mengaku tertarik menyutradarai film ini karena bukan cuma membicarakan kesedihan. "Film ini bukan cuma air mata, kami mengajak penonton untuk berfikir kembali. Bagaimana jika besok pagi orang yang kita cintai tiba-tiba pergi? Saya berharap setelah nonton bukan bawa cerita sedih tapi inspirasi untuk mencintai lebih baik lagi setiap hari," jelasnya.