Menteri KKP Ditangkap KPK, DPR: Dari Awal Tak Setuju Ekspor Benih Lobster

JAKARTA - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Dedi Mulyadi ikut berkomentar terkait penangkapan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo oleh KPK. Dedi menyatakan sejak awal dirinya sudah menolak ekspor benih lobster (benur).

"Saya sebagai Wakil Ketua Komisi IV konsisten sejak awal tidak setuju dengan ekspor benih lobster," kata Dedi kepada wartawan," Rabu, 25 November.

Dedi menolak program andalan Edhy semenjak menjabat tersebut bukan tanpa alasan. Kata dia, benih lobster merupakan bagian dari ekosistem laut yang kelestariannya harus dijaga kelangsungan. 

"Walau jumlahnya katanya ada 2 miliar, bagi saya tidak penting jumlahnya berapa. Yang terpenting bagi kita bahwa dia bagian dari laut, bagian eksosistem, biarkan dia tumbuh dan berkembang sendiri agar menjadi lobster tangkapan dan harganya mahal dan menguntungkan nelayan," jelas Dedi.

Lalu, menurut dia, usia lobster yang masih dalam kondisi benih tidak boleh dieksploitasi. Kemudian, alasan penolakan lainnya karena benih lobster diekspor ke negara kompetitor Indonesia, yakni Vietnam.

"Mereka (Vietnam), kompetitor bidang perikanan dan laut. Mereka punya kemampuan dan teknologi budi daya laut yang memadai. Kemampuan budi dayanya itu tidak akan berarti manakala tidak mendapat suplay benih. Ini kan menjadi aneh, sudah menjadi kompetitor kok bahan bakunya kita kirim," ungkapnya.

Oleh sebab itu, Dedi akan meminta pemerintah untuk menghentikan ekspor benih lobster dalam rapat Komisi IV DPR selanjutnya.

"Apabila nanti dibuat ada raker dengan KKP, saya akan terus menyampaikan bahwa benih lobster ini dihentikan," ujar Dedi.