Blue Bird Berupaya Pilih Bahan Bakar dan Sumber Energi yang Efisien

JAKARTA - PT Blue Bird Tbk memahami dan mendukung seluruh langkah dan kebijakan

Pemerintah yang dilakukan untuk mempertahankan stabilitas ekonomi demi mempertahankan pemulihan perekonomian Indonesia. Perusahaan tersebut pun berupaya melakukan efisiensi dengan memilih bahan bakar dan sumber energi yang efisien.

Direktur Utama PT Blue Bird Tbk Sigit Djokosoetono mengatakan, pertumbuhan sektor transportasi darat tetap positif hingga akhir tahun, di tengah kondisi perekonomian global yang tidak menentu bahkan kenaikan BBM di dalam negeri. Hal ini sejalan dengan berbagai langkah dan kebijakan yang diambil Pemerintah sehingga kondisi pasar segera membaik, stabilitas ekonomi tetap terjaga dan Indonesia dapat mencapai target pertumbuhan nasional yang dicanangkan.

"Melewati berbagai tantangan sepanjang perjalanan Bluebird melayani masyarakat Indonesia selama lebih dari 50

tahun, kami optimis pertumbuhan sektor transportasi darat tetap positif hingga akhir tahun," kata Sigit, dalam keterangan tertulisnya, Kamis 8 September.

Untuk meningkatkan efisiensi biaya dan operasional yang berdampak pada layanan konsumen maupun kinerja perusahaan, perseroan selalu berupaya meningkatkan efisiensi operasional. Bluebird telah melakukan beberapa langkah strategis, antara lain mengkonversi 23 persen dari total armada Bluebird yang beroperasional ke bahan bakar Compressed Natural Gas (CNG), melakukan

pengadaan taksi listrik, efisiensi mesin melalui perawatan berkala dan inovasi bengkel.

Bluebird pun telah memenuhi komitmen Perusahaan untuk mewujudkan Visi Berkelanjutan Bluebird 50:30, yaitu mengurangi emisi karbon dan gas buang operasional Perseroan sebesar 50 persen pada tahun 2030.

Seperti diketaui, Bahan Bakar Gas (BBG) lebih murah dibanding harga Bahan Bakar Minyak (BBM), 1 Liter Setara Pertalite (LSP) Rp4.500 sedangkan Pertalite dengan harga barunya sebesar Rp10 ribu per liter.

Pemanfaatan BBG pada taksi Bluebird tersebut sejalan dengan optimalisasi pemanfaatan gas bumi yang sedang didorong pemerintah, sebelumnya Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mendorong pemanfataan Bahan Bakar Gas (BBG) pada sektor transportasi untuk membangun kemandirian energi.

Arifin mengatakan, Indonesia memiliki kandungan gas yang cukup besar, kondisi ini bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi pada sektor transportasi. Dengan begitu dapat menciptakan kemandirian energi, sebab tidak mengandalkan energi yang diimpor seperti Bahan Bakar Minyak (BBM).

"Gas kita juga cukup besar dan itu kan lebih bagus, mandiri dengan kemampuan yang kita miliki sendiri daripada BBM," kata Arifin.