Puluhan Ternak Mati Mendadak di Kampar Riau, Sekda Perintahkan Dokter Hewan Cari Penyebab

RIAU - Puluhan ternak mati mendadak di Kecamatan XIII Koto Kampar dan Koto Kampar Hulu di Provinsi Riau. Diduga kematian akibat penyakit mulut dan kuku atau PMK.

Sekretaris Daerah Kabupaten Kampar Yusri meminta jajarannya menyelidiki persoalan tersebut. Semua stakeholder diminta terlibat agar cepat mengetahui penyebab kematian ternak.

"Saya perintahkan seluruh dokter hewan dan perangkatnya turun ke kedua kecamatan itu untuk memastikan penyebab kematian ternak tersebut," kata dia Kampar, dikutip dari Antara, Senin 5 September.

Hingga saat ini dilaporkan ada 5-20 ekor ternak setiap hari mati, khususnya di Kecamatan Koto Kampar Hulu dan XIII Koto Kampar.

Menurut dia, hal ini tentu saja membuat kegelisahan pemilik ternak.

Yusri juga meminta seluruh perangkat terkait lainnya mengecek langsung ke lapangan terkait penyebab sesungguhnya persoalan itu sehingga bisa segera diatasi.

"Apapun penyakitnya nanti, lakukan vaksinasi massal. Apabila wabah PMK maka dalam hal ini secara aturan pemerintah telah mewacanakan pemberian uang ganti rugi terkait hewan ternak milik warga yang mati karena terserang penyakit itu," terangnya.

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Riau menyediakan bantuan dana Rp10 juta per ekor sapi terkait dengan ternak yang terserang PMK.

"Bantuan sebesar Rp10 juta/ekor itu diberikan dengan indikator hasil visum dan setelah penetapan status wabah PMK hewan ternak," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Provinsi Riau Herman.

Kebijakan tersebut dilakukan berdasarkan penetapan dari Deputi III Bidang Penanganan Darurat BNPB Mayjen Fajar Setyawan bahwa bantuan hewan ternak yang mati akibat PMK sudah bisa diajukan mendapat bantuan.

Syarat sapi penerima bantuan harus divisum dan bantuan itu bisa diberikan setelah adanya penetapan daerah terjangkit dan berstatus wabah PMK.