Pejabat Korea Selatan Sebut Tanggapan Tegas Disiapkan, Jika Korea Utara Melakukan Uji Coba Nuklir
JAKARTA - Penasihat Keamanan Nasional Korea Selatan mengatakan, dia dan rekan-rekannya dari Amerika Serikat dan Jepang telah sepakat tidak akan ada tanggapan lunak, jika Korea Utara melakukan uji coba nuklir, kantor berita Yonhap melaporkan pada Hari Jumat.
Kim Sung-han membuat komentar setelah pembicaraan trilateral dengan Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan dan Akiba Takeo dari Jepang di Hawaii, di tengah tanda-tanda Korea Utara telah menyelesaikan persiapan untuk melakukan uji coba nuklir pertamanya sejak 2017.
"Jika Korea Utara melakukan uji coba nuklir ketujuh, tiga negara kami, bersama dengan komunitas internasional, akan memaksimalkan kerja sama sehingga (Korea Utara) menyadari bahwa itu adalah pilihan yang jelas salah," tegas Kim kepada wartawan, mengutip Reuters dari Yonhap 2 September.
"Kami telah sepakat bahwa tidak boleh ada pemikiran atau tanggapan yang berpuas diri, bahwa Korea Utara telah melakukan uji coba nuklir lain selain enam uji coba yang dilakukannya."
Pertemuan minggu ini menandai pertemuan pertama tiga pejabat, sejak Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol menjabat pada Mei lalu.
Sebelumnya, Korea Utara yang memiliki senjata nuklir telah melakukan uji coba rudal, dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak awal tahun ini.
Pada pertengahan Agustus, Korea Utara menembakkan dua rudal jelajah dari pantai baratnya, setelah Korea Selatan dan Amerika Serikat melanjutkan latihan lapangan terbesar dalam beberapa tahun.
Baca juga:
- Kritik Keras Pakar HAM Baru PBB, Korea Utara: Kami Tidak Mengakui Pelapor Khusus yang Hanya Boneka AS
- Otoritas Kesehatan AS Dukung Penggunaan Vaksin Dosis Booster Varian Omicron yang Didesain Ulang
- Pemulihan Kesepakatan Nuklir 2015, Iran Kirim Tanggapan Konstruktif Terhadap Proposal Amerika Serikat
- Pasukan Rusia Hancurkan Satu Peleton Howitzer M777 Buatan Amerika Serikat di Kherson
Pyongyang diketahui telah lama mengecam latihan itu sebagai latihan untuk perang.
Terpisah, Menteri Luar Negeri Korea Selatan mengatakan, Pyongyang kemungkinan akan menghadapi sanksi yang lebih keras yang ditujukan untuk membatasi kemampuan serangan sibernya, sumber pendanaan utama, jika negara itu melanjutkan uji coba nuklir lainnya.