AS Nilai Rusia Miliki Drone Buatan Iran: Mampu Bawa Amunisi Berpemandu Presisi, Tapi Banyak yang Gagal saat Diuji
JAKARTA - Amerika Serikat menilai Rusia telah memiliki drone dengan kemampuan senjata dari Iran, kemungkinan akan digunakan di medan perang, tetapi banyak yang gagal saat diuji.
Rusia mengambil drone dari lapangan terbang Iran awal bulan ini, membawanya kembali ke Rusia dengan pesawat kargo pada pertengahan Agustus, kata para pejabat, melansir CNN 30 Agustus.
Setelah mengikuti pelatihan drone di Iran akhir bulan lalu, AS percaya saat ini Rusia telah resmi membeli dua jenis drone dari Teheran, Mohajer-6 dan Shahed (Shahed-129 dan Shahed-191).
Kedua jenis drone tersebut mampu membawa amunisi berpemandu presisi dan dapat digunakan untuk pengawasan.
Para pejabat AS yakin, Rusia bermaksud mengimpor ratusan drone jenis tersebut untuk serangan udara-ke-permukaan, peperangan elektronik dan penargetan di wilayah Ukraina.
The Washington Post pertama kali melaporkan bahwa drone telah dipindahkan ke Rusia.
Selain kemampuan serang, drone tersebut juga memiliki kemampuan pengawasan yang mumpuni, memiliki dampak siginifikan di medang perang, seiring dengan upaya Moskow menumpulkan dampak Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS) yang diberikan AS dan sekutunya untuk Ukraina.
Kendati demikian, para pejabat intelijen Washington percaya, drone yang dibeli Rusia dari Iran mengalami banyak kegagalan saat diuji, sehingga tidak jelas pengaruhnya bagi Rusia ketika dikerahkan.
Baca juga:
- Pemerintah AS Berencana Jual Senjata Senilai Rp16,3 Triliun ke Taiwan, Termasuk 160 Rudal
- Pemerintah Amerika Serikat Berencana Tangguhkan Tes COVID-19 Gratis Pekan Ini
- Lancarkan Serangan Balik di Selatan, Ukraina Klaim Berhasil Menerobos Pertahanan Rusia dalam Beberapa Jam
- Pemulihan Kesepakatan Nuklir 2015, Presiden Iran Raisi: Bergantung pada Penghentian Penyelidikan Jejak Uranium di Situs yang Tidak Diumumkan
Diketahui, Juli lalu Pemerintahan Presiden Joe Biden telah memperingatkan keinginan Rusia membeli drone. Citra satelit di bulan yang sama mengungkapkan, delegasi Rusia telah mengunjungi sebuah lapangan terbang di Iran tengah setidaknya dua kali sejak Juni, untuk memeriksa drone berkemampuan senjata.