Kekurangan Tentara untuk Perang di Ukraina, Pentagon Sebut Rusia Rekrut Personel yang Lebih Tua hingga Tahanan

JAKARTA - Pejabat senior Kementerian Pertahanan Amerika Serikat (Pentagon) menyebut, Rusia tengah berjuang untuk menambah jumlah tentara mereka di Ukraina, termasuk dengan merekrut tahanan hingga personel yang lebih tua, kurang terlatih dan kondisi buruk.

Pejabat itu menunjuk pada keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin Kamis lalu, untuk meningkatkan jumlah tentara negara itu sekitar 10 persen menjadi 1,15 juta prajurit mulai Januari tahun depan.

Setelah mengalami kemunduran yang signifikan dan kehilangan pasukan yang besar dalam enam bulan setelah menginvasi Ukraina, Pentagon percaya "upaya ini tidak mungkin berhasil, karena Rusia secara historis tidak memenuhi target personel dan kekuatan”, kata pejabat itu.

"Rusia sudah mulai mencoba untuk memperluas upaya perekrutan," kata pejabat itu kepada wartawan dengan syarat anonim, melansir The National News dari AFP 30 Agustus.

"Mereka telah melakukan ini sebagian dengan menghilangkan batas usia atas untuk anggota baru dan juga dengan merekrut tahanan," tandasnya.

"Banyak dari rekrutan baru ini telah diamati sebagai lebih tua, tidak layak dan tidak terlatih," tukas pejabat itu.

Kesimpulan Pentagon adalah, setiap rekrutan yang ditambahkan mungkin tidak secara efektif memperluas kekuatan tempur secara keseluruhan pada akhir tahun, kata pejabat itu.

Bahkan sebelum perang, angkatan bersenjata Rusia mungkin kekurangan 150.000 dari target yang mereka nyatakan yaitu satu juta, sebut pejabat tersebut.

Diketahui, Wakil Menteri Pertahanan AS Colin Kahl memperkirakan pada awal Agustus, sekitar 70.000 hingga 80.000 orang Rusia telah terbunuh atau terluka di Ukraina sejak invasi dimulai pada 24 Februari.