BCA Milik Konglomerat Hartono Bersaudara Blak-blakan, Pengen Buru-Buru Pasarkan Rupiah Digital yang Dibuat BI

JAKARTA – PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) memberikan pernyataan terbaru terkait dengan wacana implementasi rupiah digital dalam sistem pembayaran yang kini tengah dalam pematangan konsep dan skema oleh Bank Indonesia (BI). Keterangan itu disampaikan oleh Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja.

Menurut dia, perseroan siap menjadi bagian penting dari sejarah keuangan nasional dengan turut ambil bagian pada peluncuran pertama. Diungkapkan jika hal ini sekaligus kontribusi BCA dalam pembangunan ekonomi negeri.

“Semoga kita bisa masuk untuk menjadi wholesaler (penyalur) rupiah digital dari Bank Indonesia,” ujarnya ketika menjawab pertanyaan VOI akhir pekan lalu.

Jahja menambahkan, saat ini BCA masih terus mengikuti proses yang tengah dilaksanakan oleh bank sentral, utamanya pada kemampuan layanan transaksi secara virtual.

“Tentu kita akan berusaha memenuhi kriterianya dan yang mungkin akan segera diumumkan,” tutur dia.

Jahja pun memastikan bahwa perseroan akan mengoptimalkan seluruh saluran yang dimiliki guna mensukseskan agenda strategis Bank Indonesia dan pemerintah ini.

“Ke depan kita pasti akan dorong sosialisasi serta membantu bagaimana pengembangan selanjutnya,” tegas petinggi bank yang dimiliki oleh konglomerat Hartono Bersaudara itu menjelaskan.

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan bahwa penerbitan rupiah digital dalam skema Central Bank Digital Currency (CBDC) telah memasuki tahap penyeleksian bank-bank besar untuk diberikan amanah menjadi wholesaler dalam penyaluran ke masyarakat.

“Ini yang kami lakukan, membentuk rupiah digital sebagai alat tukar yang sah sekaligus menjaga kedaulatan, menyeleksi bank-bank besar, dan membangun sistem itu sendiri,” kata Perry.

Adapun, BCA sendiri merupakan salah satu entitas jasa keuangan yang cukup kuat dari sisi perbankan transaksi (transaction banking). Tercatat, per semester I 2022, total volume transaksi naik 40 persen year on year (yoy) mencapai 10 miliar transaksi, yang mayoritas berasal dari mobile banking.

Disebutkan bahwa pengembangan solusi digital secara konsisten menjadi modal utama bank berkode saham BBCA ini untuk mempertahankan kekuatan di segmen perbankan transaksi. Sampai dengan akhir Juni 2022, BCA melayani sekitar 31 juta rekening nasabah dan memproses sekitar 62 juta transaksi setiap harinya dengan dukungan 1.242 kantor cabang dan 18.065 ATM.